jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin memprediksi pasangan calon presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan sangat dirugikan secara elektoral, jika mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bergabung ke PDI Perjuangan, begitu selesai menjalani masa hukuman sebagai terpidana penodaan agama.
Pasalnya, PDI Perjuangan merupakan partai utama pendukung Joko Widodo. Di sisi lain, juga merupakan partai utama yang mengawal pemerintahan Ahok saat menjabat Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Dua Kubu di Pilpres tak Berani Rangkul Ahok, kok Bisa?
Ujang khawatir, jika Ahok kembali ke PDIP, maka situasi akan kembali memanas seperti di Pilkada DKI 2017 lalu. Muaranya, diprediksi bakal diarahkan untuk menggoyang elektoral Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Saya kira akan merugikan Jokowi-Ma'ruf kalau Ahok buru-buru langsung bergabung ke PDIP saat bebas nanti," ujar Ujang kepada JPNN.com, Rabu (2/1).
BACA JUGA: Ahok ke Gerindra, Itu Baru Luar Biasa
Pengajar di Universitas Al Azhar Indonesia ini meyakini, isu terkait penodaan agama yang dilakukan Ahok bakal kembali mengemuka, begitu Ahok bergabung ke PDIP.
"Isu ini saya kira sangat berpengaruh menurunkan elektabilitas Jokowi-Maruf. Tentu PDIP tidak menginginkan situasi yang diprediksi bakal menimbulkan perdebatan jelang pemungutan suara," katanya.
BACA JUGA: Urunan, Kader PDIP Kumpulkan Dana Kampanye Rp 118 Miliar
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini kemudian menyarankan, Ahok sebaiknya bergabung ke dalam parpol setelah pelaksanaan Pilpres 2019 selesai. Dengan demikian, isu-isu yang tak diinginkan dapat diminimalisir.
"Jika mau masuk partai dan agar parpol juga tidak dirugikan, bagusnya Ahok masuk partai setelah pemilu. Kan tinggal empat bulan lagi," pungkas Ujang.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Habib Novel Bersedia Bimbing Ahok ke Jalan yang Benar
Redaktur & Reporter : Ken Girsang