jpnn.com, BALIKPAPAN - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya merespons persoalan yang membelit Jiwasraya, BUMN bidang perasuransian yang tengah dilanda gagal bayar terhadap para pemegang polisnya sekitar Rp 11 triliun.
"Ini adalah persoalan yang sudah lama sekali. Mungkin sepuluh tahun yang lalu, problem ini sudah. Dalam tiga tahun ini sebetulnya kami sudah tahu dan ingin menyelesaikan masalah ini," kata Jokowi di Balikpapan, Rabu (18/12).
BACA JUGA: DPR Dorong Direksi Jiwasraya Berani Menghadapi Nasabah
Akan tetapi, mantan gubernur DKI Jakarta itu juga mengakui bahwa persoalan yang dihadapi perusahaan pelat merah itu bukan masalah ringan. Namun penyelesaiannya sudah dibahas oleh pemerintah.
"Kemarin kami sudah rapat Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan. Yang jelas gambaran solusinya sudah ada, kami tengah mencari solusi itu, sudah ada masih dalam proses semuanya," ucap Jokowi sambil melirik Menteri BUMN Erick Thohir di sampingnya.
BACA JUGA: Kementerian BUMN Cari Solusi Penyelesaian Kasus Jiwasraya
Jokowi mengatakan yang berkaitan dengan hukum, kalau sudah masuk kriminal maka itu sudah masuk ranah hukum. Akan tetapi alternatif penyelesaian itu memang sedang diproses pemerintah. "Kami harapkan nanti segera selesai. Saya yakin. Ini Pak Menteri. Berapa bulan pak?" ucap Jokowi.
Merespons hal itu, Erick Thohir menjawab bahwa penyelesaiannya akan diawali dengan restrukturisasi di PT Jiwasraya (Persero).
"Sesuai yang diharapkan Bapak Presiden, memang banyak hal-hal yang di BUMN itu harus direstrukturisasi. Tidak hanya Krakatau Steel tapi juga salah satunya Jiwasraya," kata Erick.
Bos Mahaka Group itu menjelaskan bahwa persoalan di Jiwasraya sudah terjadi sejak 2006, dan terus meningkat tahun 2011. Oleh karena itu, penyelesaiannya juga butuh waktu.
"Ini pasti memerlukan waktu. Insyaallah dalam enam bulan ini kami coba persiapkan solusi-solusi yang salah satunya diawali dengan pembentukan holdingisasi pada perusahaan asuransi," kata Erick.
Holdingisasi itu menurutnya bertujuan supaya nanti ada cash flow membantu nasabah yang hari ini belum mendapat kepastian.
"Tapi hari ini yang mesti saya tekankan restruktrurisasi. Jadi prosesnya pasti berjalan," kata Erick. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam