jpnn.com - JAKARTA - Rumor bergabungnya Partai Demokrat ke kubu Jokowi-Jusuf Kalla, karena tidak hadir dalam deklarasi permanen Koalisi merah Putih (KMP) pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tidak hanya muncul dari publik.
Sejumlah elit partai pemenang pemilu presiden (pilpres) 2004 dan 2009 ini juga menyatakan hal serupa. Terlebih jika pasangan nomor urut 2 ini memenangi pemilu presiden di tahun ini.
BACA JUGA: Jokowi Kuasai Kalimantan Barat
“Kita tunggu keputusan rekapitulasi KPU soal siapa pemenangnya. Soal koalisi pilpres sudah jelas kemarin kita ke nomor 1. Tapi tidak menutup kemungkinan bergabung ke Jokowi-JK bila mereka menang,” kata Ketua DPP PD, Ikhsan Modjo, kepada INDOPOS (JPNN Grup), Jumat (18/7).
Menurutnya, bergabungnya ke kubu koalisi yang diusung oleh PDIP itu bukan untuk masuk dalam kekuasaan. “Siap berkoalisi, apalagi kalau niatnya sama-sama baik dan mulia untuk bersama membangun bangsa lima tahun ke depan,” ucapnya.
BACA JUGA: Dua Keponakan Vina Panduwinata jadi Korban MH-17
Ia pun mengaku bahwa partainya juga sudah melakukan lobi-lobi ke kubu Jokowi-JK. “Komunikasi politik tetap dibuka. Namun lobi secara khusus tidak,” ucapnya.
Lebih lanjut, Ikhsan pun menegaskan bahwa sesungguhnya koalisi permanen yang akan dibangun oleh koalisi KMP lewat penandatanganan pada Senin (14/7) tidak akan berjalan seperti yang diharapkan. “Setahu saya, sistem kenegaraan kita tidak mengatur koalisi permanen, dan bisa berubah,” jelasnya.
BACA JUGA: Tim Jokowi-JK Minta Pendukung Tak Sambangi KPU
Hal senada juga diutarakan oleh Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat yang pro Jokowi-JK, Hayono Isman, yang menyatakan masih ada kemungkinan bagi partainya merapat ke kubu Jokowi-JK, meski sejumlah elite Demokrat masih berada di pihak Prabowo-Hatta hingga saat ini.
"Menurut saya itu masih terbuka. Kita akan mendukung siapapun pemenangnya," kata Hayono Isman kepada wartawan.
Hayono bersama kader Demokrat lain, yakni Nova Riyanti Yusuf, Suaidi Marasabessy, dan Ruhut Sitompul, telah nyata mendukung Jokowi-JK. Namun Hayono menilai tak hanya nama-nama itu saja yang mendukung Jokowi-JK, melainkan banyak kader yang telah mendukung pasangan yang didukung PDIP, Partai NasDem, PKB, dan Hanura itu.
"Menurut survei Litbang Kompas, sekitar 40 persen lebih anggota dan kader Partai Demokrat mendukung pasangan nomor 2. Ini bisa menjadi salah satu dasar menentukan sikap," ujar Hayono yang mengaku bahwa di perbedaan dukungan ini tidak membuat internal Demokrat terpecah. “Kalau secara kepartaian, PD kan tetap netral di pilpres ini,” tambahnya.
Sementara, menurut Direktur PolcoMM Institute Heri Budianto, janji sumpah setia yang kumandangkan oleh para pendukung Prabowo-Hatta seharusnya menjadi momen untuk menunjukan komitmen.
"Perlu dipertanyakan soal mantapnya mereka (Demokrat) bergabung ke koalisi merah putih. Dengan ketidakhadiran dideklarasi itu bisa menimbulkan tanda tanya publik? Sebab, justru itu momentum sangat penting," kata Heri.
Menurutnya, Demokrat jangan anggap hal ini sepele, dengan hanya menghadirkan kader partai yang levelnya masih lingkup wilayah.
"Mestinya jika ketua harian Syarif Hasan tidak bisa hadir, mestinya sekjen atau pengurus teras lain bisa hadir. Jangan menyerahkan kepada pengurus di wilayah DKI saja," cetusnya.
Seperti diketahui, dalam penandatanganan itu, perwakilan Demokrat hanya Ketua DPW PD DKI Jakarta Nachrowi Ramli.
Ia mengkritik bahwa pentingnya momen itu, maka sangat tidak mungkin tidak ada satu pengurus teras PD pun yang tidak punya waktu.
"Mestinya elite demokrat bisa menekan penilaian negatif dari publik terkait dengan itu, jika cermat dan teliti maka elite Demokrat tidak akan melewatkan momen ini," ucapnya.
Meski begitu, lanjut Heri, dirinya tetap menampik rumor Demokrat beralih ke Jokowi. Sebab Demokrat tidak punya pilihan politik lain selain ke koalisi ini.
"Ke PDIP secara struktural tidak mungkin dengan alasan yang klasik soal hubungan SBY-Mega. Jika ada celah itu, sudah dari dulu Demokrat ke PDIP sebelum Pilpres atau pasca Pileg," tegasnya. (dil)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Isyaratkan Banding atas Vonis Andi Mallarangeng
Redaktur : Tim Redaksi