Jokowi Minta IPB Ciptakan Paradigma Pertanian Baru

Kamis, 07 September 2017 – 17:52 WIB
Presiden Joko Widodo di UGM. Foto: Biro Pers Istana

jpnn.com, BOGOR - Presiden Joko Widodo minta Institut Pertanian Bogor (IPB) menciptakan paradigma pertanian baru. Ini agar nilai tukar petani bisa lebih tinggi.

"Kita harus berkonsentrasi pada bagaimana menaikkan keuntungan petani dengan nilai tukar petani," kata Jokowi dalam orasinya di Dies Natalis IPB ke-54, Rabu (6/9).

BACA JUGA: Hari Ini, Presiden Jokowi-PM Lee Bahas Batam di Singapura

Selama ini menurut Jokowi, Indonesia hanya berkutat pada sektor budidaya.

Padahal nilai tambah yang besar ada pada proses bisnis atau agrobisnisnya. Untuk itu paradigma di bidang pertanian harus diubah total, petani harus dari hulu ke hilir.

BACA JUGA: Kalau Jokowi Nyalon Lagi, Kenapa Dipersoalkan?

"Kuncinya ada pada bagaimana mengonsolidasikan petani agar memiliki skala besar. Artinya kita harus mengkorporasikan petani, nelayan, peternak kita," terang Presiden Jokowi.

Proses korporasi itu harus disiapkan seperti industri benih, aplikasi-aplikasi modern untuk produksi, penggilingan padi yang modern, industri pengolahan beras.

BACA JUGA: Jokowi Peringatkan Menteri Tak Sibuk Berpolitik Jelang Pemilu 2019

Jokowi meyakini IPB mempunyai kemampuan untuk menyiapkan petani-petani Indonesia ke arah itu.

Jokowi juga menyampaikan bahwa fakultas atau jurusan seharusnya mengikuti perubahan global yang ada.

"Kenapa tidak ada fakultas penggilingan padi? Atau manajemen logistik pangan. Padahal kebutuhan SDM di Indonesia untuk bidang itu sangat besar untuk memerbaiki sistem logistik nasional," bebernya.

Di akhir orasinya, Presiden Jokowi pun berpesan agar IPB terus bekerja sama dengan pemerintah, tidak berhenti melahirkan inovasi, tidak menjadi menara gading, terus turun ke lapangan untuk membantu mewujudkan kemandirian pangan Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Pada kesempatan yang sama Rektor IPB Hery Suhardiyanto melaporkan bahwa saat ini telah berhasil diproduksi 180 ton benih dasar padi IPB 3S yang siap disebarkan kepada para penangkar benih di berbagai daerah di Indonesia.

Lebih lanjut, Hery mengatakan 180 ton benih dasar bisa dihasilkan 30 ribu ton benih sebar yang bisa memenuhi kebutuhan benih padi untuk sawah seluas 1 juta hektare.

"Produktivitas rata-rata IPB 3S adalah 8,4 ton gabah kering panen per hektare. Apabila digunakan angka perkiraan produktivitas 7 ton gabah kering panen per hektare saja maka penggunaan benih padi IPB 3S seluas 1 juta hektare tersebut diharapkan akan menghasilkan 7 juta ton gabah kering panen pada musim panen yang akan datang," ungkap Hery.

IPB telah melakukan kerja sama dengan 15 kabupaten pada delapan provinsi yang mempunyai program kabupaten mandiri benih, antara lain Kabupaten Bogor, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Garut, Banggai, Kendal, Jember, Klaten, Bireuen, Pasaman Barat, Barito Kuala, Kapuas, Lombok Barat dan Merauke. Pogram mandiri benih biss dilaksanakan mulai tingkat desa, kabupaten hingga provinsi. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Pamer Hasil Pembangunan di Depan Pendukungnya


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler