Jokowi Minta Jenderal Listyo Mengganti Kapolda yang Tidak Bisa Mengawal Investasi 

Jumat, 03 Desember 2021 – 12:02 WIB
Presiden Jokowi meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memantau seluruh Kapolda di Indonesia untuk betul-betul menjaga investasi. Ilustrasi/Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memantau seluruh Kapolda di Indonesia untuk betul-betul menjaga investasi.

 

BACA JUGA: Kapolri Jenderal Listyo Mengeluarkan Perintah Terbaru, Seluruh Jajaran Harus Bergerak Cepat

Jokowi menegaskan investasi yang sudah ada, baru berproses, maupun yang baru datang harus betul-betul dijaga. 

Presiden Jokowi bahkan meminta kepada Kapolri Jenderal Listyo untuk memperingatkan bahkan mengganti Kapolda yang tidak bisa mengawal investasi tersebut. 

BACA JUGA: Arahan Presiden Jokowi kepada Seluruh Pemda, TNI, dan Polri, Silakan Simak

"Saya sudah titip juga ke Kapolri, Kapolda yang tidak bisa menjaga, diperingatkan," kata Jokowi pada acara Pengarahan Kepada Kepala Kesatuan Wilayah Tahun 2021 di Kabupaten Badung, Bali, Jumat (3/12). 

"Kalau memang sulit tidak bisa mengawal, tidak bisa menyelesaikan yang berkaitan dengan agenda besar negara kita, ya, maaf, saya memang enggak bisa ngomong keras, tetapi enggak bisa dia, ganti," lanjut Presiden Jokowi. 

BACA JUGA: 3 Oknum Polisi Dipecat, Begini Penjelasan Kapolres Kayong Utara

Dalam kesempatan itu, Jokowi meminta Polri mengawal dan menjaga segala hal yang terkait dengan investasi di tanah air. 

Menurut Jokowi, motor dari pertumbuhan ekonomi adalah investasi

Tahun ini, kata dia, target realisasi investasi sebesar Rp 900 triliun. 

Pada 2022, lanjut Jokowi, target realisasi investasi ialah Rp 1.200 triliun. 

“Saya hanya ingin titip jajaran Polri dari pusat sampai ke daerah kawal dan jaga betul yang namanya investasi," ungkap Jokowi.

Dia menyatakan bahwa kunci pertumbuhan ekonomi nasional ada di investasi, bukan di anggaran pendapatan dan belanja negara. 

Menurutnya, APBN itu hanya memengaruhi kurang lebih 18 sampai 15 persen dari pertumbuhan ekonomi yang Indonesia miliki.

“Jangan keliru. Artinya, 85 persen perputaran uang, pertumbuhan ekonomi ada di swasta dan BUMN," jelas Jokowi

Mantan gubernur DKI Jakarta dan wali kota Surakarta itu menyampaikan saat ini investasi tidak hanya terjadi di Pulau Jawa saja.

Dia menegaskan, investasi juga terjadi di luar Pulau Jawa.

Sejak 2021, investasi di Pulau Jawa sebesar 48 persen, sementara di luar Jawa sebanyak 51,7 persen. 

"Artinya, pergeseran ini bagus. Dulu, lebih dari 60 persen di Jawa," tuturnya. (antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler