JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar rapat dengar pendapat publik alias public hearing. Kali ini public hearing membahas program jaminan kesehatan Kartu Jakarta Sehat (KJS).
Acara public hearing yang digelar di ruang sidang Balai Agung DKI Jakarta dihadiri puluhan anggota masyarakat. Beberapa dari mereka diberikan kesempatan untuk menyuarakan pendapatnya langsung kepada Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo.
Hampir tidak ada kritik yang ditujukan kepada Pemprov DKI dalam kesempatan ini. Keluhan mayoritas peserta public hearing lebih ditujukan kepada pihak rumah sakit.
"Pasien di RS itu kadang sering dapat resep obat paten yang nggak ditanggung pemda," ujar Sahlan, warga Pulau Seribu dalam acara public hearing, Rabu (27/3).
"Delapan RS nggak ada yang ICU nya kosong, anak saya kritis, sadar 30 persen, akhirnya saya dapat di Siloam, terus pindah. Dua minggu di Tarakan," ujar Slamet, warga lainnya yang anaknya mengalami kecelakaan dan sempat dirawat di RSUD Tarakan.
Banyak juga puji-pujian yang dilontarkan peserta publik hearing kepada Jokowi. Salah satunya dari Roy Pangharapan, anggota LSM Dewan Kesehatan Rakyat.
"Saya apresiasi program ini. Sekarang sedang dikritisi, saya mohon Bapak (Jokowi-red) tetap bertahan, karena itu harapan masyarakat satu-satunya. Sekarang rakyat bersama pemerintah menghadapi RS," ujar Roy.
Perwakilan rumah sakit sebenarnya juga hadir dalam acara public hearing. Namun, tidak satupun yang bersuara menjawab serangan-serangan para peserta public hearing.
Acara pun sempat ricuh ketika seorang peserta public hearing menyampaikan kritik kepada Jokowi. Peserta public hearing itu meminta agar Jokowi menjadikan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) sebagai syarat untuk mendapat KJS. Menurutnya, dengan SKTM maka dipastikan penerima KJS adalah mereka yang memang membutuhkan.
Namun, masukan ini ditanggapi secara negatif oleh peserta lainnya. Mereka menyoraki pria berjaket kulit itu dan berusaha untuk memotong ucapannya.
Tiba-tiba beberapa orang pemuda muncul berteriak-teriak sambil membawa bendera bertuliskan "Dukung KJS Sampai Mati,". Mereka langsung meminta Jokowi tidak mempertimbangkan usulan tersebut.
"Jangan mau kembali ke sistem lama itu sama saja mundur namanya," ujar salah seorang anggota gerombolan pendukung KJS dengan suara lantang.
Aksi para pemuda yang tidak terkontrol itu akhirnya dihentikan oleh personil keamanan balai kota. Mereka langsung dikawal meninggalkan lokasi dan acara pun kembali berlangsung dengan tenang.
Di akhir acara, Jokowi meminta masyarakat untuk tidak menyalahkan pihak rumah sakit ataupun tenaga medis. Menurutnya, pihak rumah sakit sudah bertindak semampunya, tetapi karena ada lonjakan pasien akhirnya mereka kewalahan.
"Jadi jangan sampai ada yang nyalahin dokter, karena beliau sudah mati-matian kerja untuk masyarakat. Yang dulu kerja mungkin 10 menjadi 20, 100 sampe 200. Kerja capek gitu masih saja disemprot," kata Jokowi. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setuju Bantu Persija, Jokowi Minta Jakmania Santun
Redaktur : Tim Redaksi