jpnn.com - JAKARTA – Presiden Joko Widodo meminta agar proyek pembangunan jalur kereta api (KA) Tebingtinggi-Kuala Tanjung cepat dikerjakan. Jalur KA tersebut dianggap penting karena akan menunjang operasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei. Selain itu, juga merupakan bagian dari proyek KA Trans Sumatera.
Permintaan Jokowi itu disampaikan lewat keluarnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
BACA JUGA: 5 Mantan Gafatar Tiba di Youth Center Sleman, Ada yang Kenal?
Di dalam Perpres yang telah ditandatangani oleh Presiden Jokowi pada 8 Januari 2016 itu, ada 19 proyek pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana kereta api di berbagai daerah di tanah air, salah satunya jalur KA Tebingtinggi-Kuala Tanjung.
19 proyek jalur KA itu ditetapkan sebagai proyek strategis nasional, yang pelaksanaan pembangunannya perlu dipercepat.
BACA JUGA: Kisah Ibu Kos yang Suka Beri Layanan Plus pada Brondong
“Kereta Api Tebing Tinggi – Kuala Tanjung. Mendukung KEK Sei Mangkei, bagian dari Jaringan Kereta Api Trans Sumatera,” demikian tertuang dalam Perpres dimaksud, nomor urut 4 dari 19 proyek strategis.
Dari 19 proyek itu, enam di antaranya di Sumatera Selatan dan itu jumlah terbanyak, mengalahkan DKI Jakarta yang terdapat lima proyek strategis.
BACA JUGA: Setelah Gafatar, Giliran Komunitas Ini Diamuk Warga
Pada tanggal yang sama, 8 Januari 2016, Presiden Jokowi juga mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2016. Isinya, memerintahkan jajarannya mulai menteri, jaksa agung, kapolri, seskab, Kepala Staf Kepresiden, hingga gubernur dan bupati/walikota,” untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk melakukan percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan/atau memberikan dukungan dalam percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional”.
Anggota Komisi VI DPR Nasril Bahar menyambut baik kebijakan Jokowi dimaksud. Dia mengatakan, pembangunan proyek KA memang infrastruktur dasar yang dibutuhkan untuk menunjang KEK Sei Mangkei.
Anggota Komisi yang membidangi industri dan perdagangan itu yakin, dampak KEK Sei Mangkei ini cukup bagus dalam mendongkrak perekonomian masyarakat Sumut ke depan.
“KEK Sei Mangkei itu luar biasa, karena terpadu, terintegrasi dengan kawasan industri Kuala Tanjung dan Pelabuhan Kuala Tanjung. Ini baru pertama kali ada di Indonesia,” ujarnya.
Namun Nasril mengingatkan, selain infrastruktur, hal lain yang harus segera diatasi pemerintah adalah soal ketersediaan energi dan ketersediaan raw material alias bahan baku utamanya kelapa sawit.
Diketahui, biaya biaya pembangunan KEK Sei Mangkei mencapai Rp 5,7 triliun. Ditargetkan hingga 2025 mampu menarik inevastasi Rp 123,3 triliun, dengan menyerap tenaga kerja 83.304 orang. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Siswa Ngaku ISIS, Begini Jadinya
Redaktur : Tim Redaksi