Jokowi Pertahankan Postur APBN 2018, Ini Alasannya

Senin, 09 Juli 2018 – 23:16 WIB
Presiden Jokowi dan Menkeu Sri Mulyani. Foto: Ricardo/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memutuskan tidak akan melakukan perubahan atas postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.  Jokowi -panggilan bekennya- mengambil keputusan itu setelah mendengar laporan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat terbatas Kabinet Kerja untuk membahas realisasi dan prognosis pelaksanaan APBN 2018 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (9/7).

Sri Mulyani dalam konferensi pers usai rapat kabinet mengatakan, laporan pelaksanaan APBN 2018 semester I akan disampaikan ke DPR pada 13 Juli mendatang. "Karena postur APBN cukup baik dan tidak mengalami deviasi yang besar dari sisi jumlah penerimaan negara dan jumlah belanja negara, dan defisit lebih kecil dari yang direncanakan, maka bapak presiden (Jokowi, red) menyampaikan bahwa untuk APBN 2018 ini kita tidak melakukan perubahan," ucap Sri.

BACA JUGA: Pertemuan Batutulis Tepis Spekulasi Friksi Bu Mega & Jokowi

Menteri yang kondang dengan inisial SMI itu menambahkan, ada penurunan defisit dalam realisasi APBN 2018 semester I. Bahkan, keseimbangan primer dalam posisi positif. 

"Ini untuk pertama kali semenjak empat tahun terakhir. Realisasi defisit kita adalah Rp 110 triliun, lebih kecil dibandingkan tahun lalu yang posisinya Rp 175 triliun," ungkapnya.  

BACA JUGA: Jokowi dan Mega Sepakati Cawapres, Tunggu Saja Pengumumannya

SMI menyebut angka menjadi gambaran bahwa pemerintah terus berusaha membuat APBN sehat dan kredibel, terutama dikaitkan dengan banyaknya komentar soal masalah utang dan pengelolaannya. Hasil realisasi APBN 2018 semester pertama juga menunjukkan pemerintah sangat berhati-hati.

"Telah saya sampaikan keseimbangan primer kita surplus Rp 10 triliun. Tahun lalu posisi (periode) yang sama negatif Rp 68 triliun. Jadi bayangkan dari negatif Rp 68 triliun menjadi positif Rp 10 triliun. Itu lonjakan positif luar biasa baik," sebut SMI.

BACA JUGA: Jokowi: Waktu Kecil Saya Enggak Bisa Beli Itu

Mantan managing director World bank itu menambahkan, pemerintah akan berupaya menekan angka defisit. Mulanya perkiraan defisit 2018 sebesar 2,19 persen dari PDB.

Namun dari sisi outlook sekarang ini, angka defisit dalam APBN 2018 diperkirakan turun menjadi 2,12 persen dari PDB.  "Atau dalam hal ini Rp 314,2 triliun, lebih kecil dari yang diperkirakan sebesar Rp 325,9 triliun," ucap SMI.

Selain itu, SMI juga menyebut perekonomian Indonesia pada semester I 2018 bisa tumbuh 5,1 persen. Sedangkan penerimaan perpajakan semester 1 PPn non-migas tumbuh 14,9 persen.

Angka itu lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya 6 persen. Sedangkan pada 2016 hanya tumbuh 7 persen.

Penerimaan perpajakan yang berasal dari PPn tumbuh hampir sama dengan tahun lalu, yaitu 13,6 persen. Sedangkan pada 2016, pertumbuhan PPn justru negatif.

Adapun kini, penerimaan negara dari bea dan cukai tumbuh 16,7 persen. "Ini pertumbuhan penerimaan bea dan cukai tertinggi sejak tiga tahun terakhir," tukasnya.

Selain itu, PPh migas meningkat 9 persen dibandingkan 2016 yang minus 40 persen dan minus 69 persen pada 2017.
Dari sisi perpajakan ada hal positif lain, yaitu kepatuhan wajib pajak (WP) dalam membayar pajak.

Angka WP pribadi naik 14 persen, sedangkan WP badan hukum tumbuh 11,2 persen. "Kalau lihat dari penerimaan perpajakan, kita melihat suatu dinamika ekonomi yang cukup positif," lanjut menteri kelahiran 26 Agustus 1962 itu.

Dari sisi PNBP, karena dengan harga minyak dunia tinggi dan kurs rupiah terhadap dolar AS (USD) yang melemah, maka penerimaan sumber daya alam migas mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Ada pertumbuhan 47,9 persen dibandingkan tahun lalu yang pertumbuhannya juga sudah cukup signifikan di angka 115 persen.

Karena kedua penerimaan baik pajak maupun PNBP cukup kuat, kata SMI, maka pemerintah melihat pertumbuhan dan proyeksi penerimaan negara pada 2018 kemungkinan tetap bisa dijaga. Bahkan, pencapaiannya diyakini akan mendekati yang direncanakan.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi: Saya Sudah Berlatih Lama tapi Level Belum Naik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler