Jokowi Sampaikan Kekhawatiran Mengenai Isu Kebencanaan, Apa Itu?

Rabu, 23 Februari 2022 – 14:31 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Foto: arsip JPNN.com/ Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) harus mampu bersinergi dengan berbagai pihak.

Presiden menyampaikan penanggulangan bencana harus dilakukan secara terpadu dan sistematik guna mewujudkan Indonesia tangguh terhadap bencana.

BACA JUGA: Mantan Suami Bawa Pengasuh Anak ke Rumah, Mawar AFI: 2 Minggu Pulang, Saya Ditalak

“Rencana Induk Penanggulangan Bencana tahun 2020-2044 harus dilaksanakan dengan penuh komitmen, penuh tanggung jawab.

Semua tahapan harus dilaksanakan secara disiplin dan konsisten,” ucap presiden dalam sambutannya dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana 2022 di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (23/2).

BACA JUGA: KSP Yakin Arief Prasetyo Adi yang Dipilih Jokowi Bisa Melakukan Ini

Dalam arahannya, presiden meminta BNPB untuk terus berbenah diri, antara lain dengan menerapkan budaya kerja yang lebih siaga, antisipatif, responsif, dan adaptif.

Menurut dia, budaya ini penting mengingat bencana datang secara tidak terduga.

BACA JUGA: Mawar AFI: Mohon Maaf Pak, Kamu Sekarang Suami Orang, Kok Ngajak Ketemuan Berduaan, sih?

“Bahkan, muncul bencana yang tidak terbayang sebelumnya. Salah satu contohnya adalah pandemi Covid-19. Semua ketidakterdugaan itu harus kita tangani untuk memperkecil risiko bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” imbuh dua.

Selain itu, pria yang akrab disapa Jokowi itu juga meminta BNPB untuk mengutamakan orientasi pencegahan.

Presiden mengatakan beberapa jenis bencana dapat dikurangi atau dicegah sebelumnya, misalnya penghijauan dan penanaman vegetasi untuk mencegah terjadinya banjir maupun longsor.

“Ini di beberapa daerah agar ini dilakukan. Di Jawa Barat yang banyak, di Jawa Tengah yang banyak, di Sulawesi juga ada, NTB juga ada, agar penanaman vetiver lebih digalakkan, pelestarian lingkungan, bendungan, pendalaman sungai dan saluran air, dan lain-lainnya,” tambahnya.

Selanjutnya, eks Gubernur DKI Jakarta itu meminta pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama meningkatkan infrastruktur untuk mengurangi risiko bencana.

Namun, presiden mengingatkan infrastruktur tersebut tidak hanya ditingkatkan saja, tetapi harus diperiksa secara berkala.

“Ini yang sering kita tidak disiplin di sini, cek secara rutin. Saya tahu, tidak semua pengadaan alat ini oleh BNPB. Tetapi saya minta BNPB ikut terlibat dan mengingatkan kementerian/lembaga terkait untuk menjalankan tugasnya,” kata presiden.

Di samping itu, mantan Wali Kota Solo itu juga meminta BNPB terus aktif mengajak aparat pemerintahan, baik pusat maupun daerah, untuk bersinergi agar program pembangunan yang dilakukan berorientasi pada tangguh bencana.

Program pembangunan yang dilakukan diharapkan tidak menambah risiko bencana.

“Sering kita bangun lupa mengenai ini. Pengarusutamaan kebijakan yang tangguh bencana harus terus ditingkatkan,” lanjut dia.

Terakhir, Presiden mendorong BNPB untuk membangun sistem edukasi kebencanaan yang berkelanjutan, terutama di daerah rawan.

Hal ini penting dimulai sejak dini agar masyarakat terlatih untuk tanggap menghadapi bencana.

“Edukasi kebencanaan, budaya sadar bencana, harus dimulai sejak dini, dari setiap individu, dari keluarga, komunitas, sekolah, sampai lingkungan masyarakat. Gali berbagai kearifan lokal yang ada di masyarakat, latih masyarakat untuk tanggap menghadapi bencana, lakukan latihan, simulasi setiap saat, jangan menunggu sampai datang bencana,” tandasnya.

Turut mendampingi presiden, yaitu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Kepala BNPB Suharyanto. (tan/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur : Yessy
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler