Jokowi Sudah Akomodatif, Tetapi Mengapa Masih Ada yang Nyinyir?

Minggu, 29 Desember 2019 – 05:17 WIB
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA), Samuel F Silaen. Foto: Dokumentasi Pribadi for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama memimpin sudah bekerja keras demi membangun Indonesia. Oleh karena itu, semua komponen masyarakat harus membantu Jokowi menyukseskan pembangunan pada era kepemimpinan pada periode kedua ini.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA) Samuel F. Silaen mengatakan Jokowi mengajak dan menggandeng orang-orang yang memiliki kemampuan meskipun pada awalnya berbeda pilihan saat Pilpres.

BACA JUGA: Natal Nasional 2019, Jokowi Cerita Tentang Gus Dur dan Romo Mangun

“Pak Jokowi menggandeng mereka untuk membangun bangsa ini. Dia merangkul dengan harapan bisa berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa ini. Itu good leader,” kata silaen kepada wartawan di Jakarta, Minggu (29/12).

Jokowi pada periode kedua pemerintahannya penuh dengan kejutan. Hampir semua 'dedengkot' lawan-lawan politiknya dirangkul, tak peduli itu 'musuh' ketika bertarung di Pilpres jilid pertama maupun kedua.

BACA JUGA: Sukamta PKS Pengin Tahu Langkah Konkret Pemerintahan Jokowi soal Uighur

“Sebagai contoh, Jokowi mengakomodasi rivalnya masuk kabinet dengan tujuan demi Indonesia Maju,” ujar Silaen.

Lebih lanjut, Aktivis Pemuda ini mengatakan meskipun Jokowi tahu pilihannya menyakitkan bagi pendukung fanatiknya yakni merangkul "musuh bubuyutan" pada saat Pilpres, tetapi mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak dendam dengan hujatan dan cacian yang ditujukan padanya sejak awal terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia.

BACA JUGA: Natal Aman dan Damai, Mbak Rerie Apresiasi Kerja Keras TNI-Polri

“Banyak pihak (elite, tokoh) yang meragukan kemampuan Jokowi yang bukan 'trah ningrat' atau turunan orang berpangkat bisa jadi presiden, itu sungguh luar biasa,” papar silaen.

Silaen mengajak untuk membantu Jokowi yang sudah bekerja keras. Jokowi mengorbankan semua kesenangannya untuk membuat bangsa ini maju, untuk mengejar ketertingalan agar bisa sama seperti bangsa lain yang sudah maju.

Silaen mengingatkan siapapun yang sudah masuk ke dalam barisan pemerintahan Jokowi tidak lagi berpikir sempit. Sudah seharusnya berpikir bagaimana memajukan negera ini agar rakyatnya bisa hidup sejahtera dan makmur.

“Jangan ada lagi yang nyinyir seperti Fadli Zon, padahal sebenarnya sudah masuk dalam koalisi Indonesia Maju,” tegas Silaen

Memang tidak mudah membalikkan telapak tangan untuk membangun negeri ini. Perlu kesungguhan, keteguhan hati sama seperti yang ditunjukkan oleh Jokowi.

Presiden Jokowi bukan malaikat yang bisa dia kerjakan sendiri, makanya dia butuh pembantu yakni kabinet, staf khusus, dan para direksi-direksi ataupun komisaris-komisaris di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang punya integritas dan komitmen untuk melayani rakyat. Semuanya itu, ibarat 'orkestra' untuk memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara,” ungkap Silaen.

Menurutnya, rakyat di berbagai daerah sungguh merasakan kehadiran presiden Jokowi. Rakyat sudah menikmati pembangunan infrastruktur.

“Jadi itu bukti nyata kehadiran Jokowi sebagai presiden di periode pertama dan berharap dilanjutkan di periode kedua ini,” katanya.

Silaen berharap tim yang ikut dalam barisan koalisi pemerintah tidak lagi berpikir partisan tetapi sudah saatnya berbuat untuk kemaslahatan masyarakat banyak.

“Jangan sampai kalau buruk selalu ditimpakan ke Jokowi tetapi kalau ada yang bagus banyak oknum-oknum yang merasa paling berjasa dan banyak berbuat. Pikiran itu harus dibuang jauh,” tandas Silaen.(fri/jpnn)

Video: Duh, Kilang Minyak yang Ditinjau Jokowi-Ahok Ditolak Warga


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler