jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Ramadhan Pohan mengaku pernah memperingatkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terkait aktivitas intelejen Amerika Serikat di Jakarta. Hal ini disampaikan Ramadhan saat AS merencanakan perluasan bangunan kedutaan besarnya di Jakarta.
"Saya ungkapkan Jokowi jangan hooh-hooh saja terhadap keinginan AS," kata Ramadhan saat ditemui di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (9/11).
BACA JUGA: Penyadapan Bukan Hal Baru di Dunia Internasional
Ramadhan menjelaskan, peringatannya bertujuan untuk mengkritik Amerika Serikat dan mengingatkan Jokowi. Pasalnya, ia mencurigai renovasi gedung akan dimanfaatkan negeri Paman Sam itu untuk membangun fasilitas-fasilitas yang dapat merugikan Indonesia.
Namun sayang, pendukung Jokowi melihat peringatannya hanya sebagai serangan terhadap sang gubernur. Padahal, lanjut Ramadhan, jika masukannya didengar mungkin operasi penyadapan yang dilakukan AS bisa terdeteksi lebih cepat.
BACA JUGA: Penyadapan SBY Diduga Terkait Pemilu 2014
"Tapi saya malah dibully oleh pendukung Jokowi. Jadi saya bingung juga, padahal sasaran saya disni adalah AS bukan Jokowi," ujar Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat ini.
Dari pengalamannya itu, Ramadhan menilai fanatisme pendukung Jokowi sudah berlebihan. Pasalnya, mereka secara membabi-buta menyerang siapapun yang mengkritisi sang gubernur.
BACA JUGA: RI Pantas Usir Diplomat AS dan Australia
"Ya susahnya ya itu, Jokowi sepertinya tidak bisa dikritisi. Kayak Tuhan aja gitu nggak bisa dikritisi," tandas anggota DPR yang membidangi urusan luar negeri ini.
Seperti diketahui, pemerintah Amerika Serikat dikabarkan melakukan operasi penyadapan di Indonesia. Operasi spionase dilakukan melalui fasilitas penyadapan yang terletak di kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyadapan SBY Diduga Terkait Pemilu 2014
Redaktur : Tim Redaksi