Jokowi Sukses Gelar Asian Games, tak Sulit Pindahkan Ibu Kota Negara

Rabu, 15 Mei 2019 – 05:57 WIB
Michael Umbas. Foto: Istimewa for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Kepala Rumah Aspirasi Jokowi - Amin, Michael Umbas yakin masalah pemindahan ibu kota negara bagi Presiden Joko Widodo bukanlah hal sulit.

Apalagi, mantan wali kota Surakarta itu telah berhasil mengulang kesuksesan Presiden pertama RI Soekarno dalam pelaksanaan Asian Games.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Mau Bentuk Pansel KPK, Ini Harapan Laode M Syarif

Demikian disampaikan Umbas dalam diskusi yang digelar Arus Bawah Jokowi bertema “Memindahkan Ibu Kota: Ide Bung Karno dan Implementasi Jokowi” di Jakarta, Selasa (14/5). Hadir ada forum itu Plt Dirjen Otda Kemendagri Akmal Malik, dan Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Eko Sulistyo.

"Rencana memindahkan ibu kota negara dari Jakarta bukanlah hal yang sulit bagi Presiden Jokowi. Beliau pemimpin visioner sekaligus mampu merealisasikannya. Banyak hal yang sudah dia diwujudkan. Misalnya berhasil mengulang sukses Bung Karno menggelar Asian Games yang sangat prestisius di mata Internasional," ucap Umbas.

BACA JUGA: Jajak Pendapat: 61,45% Tidak Setuju Kaltim jadi Ibu Kota Negara

Kemudian infrastruktur dibangun merata di semua daerah, baik jalan tol, tol laut, hingga jalan desa, irigasi, bendungan.

Presiden Jokowi juga merealisasikan MRT di Jakarta yang idenya sudah sejak zaman Soeharto. Namun baru terealisasi era mantan gubernur DKI itu, sehingga Indonesia sudah seperti negara maju.

BACA JUGA: Jalan Tol Pandaan - Malang Diresmikan, Kini Arus Mobilisasi Barang dan Jasa jadi Lebih Efisien

Ketika Jokowi membahas gagasan besar untuk memindahkan ibu kota Jakarta, lanjut Umbas, banyak yang nyinyir. Misalnya ada yang menyebut rencana penindahan ibu kota hanya buntut kekecewaan karena Ahok kalah dalam Pilkada di DKI.

"Ada juga yang memganggap itu hanya sebagai pengalihan isu di tengah sengketa pemilu 2019. Padahal pemindahan ibu kota tak serendah dan sekecil anggapan mereka itu. Gagasan Pak Jokowi itu untuk kepentingan jangka panjang seluruh rakyat Indonesia," tutur Umbas.

Selain itu, masih kata Umbas, pemindahkan ibu kota juga membuktikan bahwa pemerataan pembangunan bukan sebatas wacana politik. Jokowi justru membangun di daerah-daerah luar Pulau Jawa, implementasi dar Indonesia Sentris. Bukan lagi Jawa sentris. Pembangunan yang merata itu jelas akan membuka sumber ekonomi baru bang bangsa.

"Kalau Malaysia saja bisa memindahkan ibu kotanya dari Kuala Lumpur ke Putra Jaya. Brunei Darussalam juga memindahkan Ibu Kota. Indonesia sebagai negara besar tentu sangat bisa memindahkan ibu kota. Pak Jokowi akan mewujudkan itu," tandas Umbas.

Sementara itu Akmal Malik menyampaikan bahwa pemindahan ibu kota itu sangat penting karena Jakarta sudah tidak layak lagi menjadi sebuah ibu kota negara yang besar seperti Indonesia.

BACA JUGA: Said Didu Mundur dari PNS, Seperti Ini Tanggapan KASN

"Tak ada yang salah kalau DKI Jakarta pindah ke Kalimantan Tengah. Di sisi lain, Jakarta juga masih ada peluang untuk menjadi daerah khusus karena pertumbuhan ekonomi bisnis tetap di sini," ucap Akmal.

Pemindahan ibu kota juga penting dalam kaitannya dengan lingkungan dan faktor spiritual. Sebab mengambil keputusan besar buat bangsa harus dalam situasi dan kondisi yang nyaman, tenang, dan, damai.

Bung Karno membangun istana di lokasi strategis di Bogor, tampak siring Bali. Sebab secara spiritual emosional bisa ambil keputusan strategis bangsa di tempat yang baik.

"Sebaiknya, yang jadi ibu kota nanti wilayah administratif saja. Biar tak ada kericuhan. Sebab wilayah administratif tidak ada DPRD," tegasnya.

Eko Sulistyo berargumen, Zaman Bung Karno sudah dilakukan perencanaan pemindahan ibu kota dan sudah ada simbolisasi tiang dan ketika itu ada dubes Rusia, dubes AS yang hadir saat peresmian peletakan batu pertamanya.

Oleh karena itu, rencana besar ini jelas sudah ada perencanaan yang matang, tapi karena peristiwa 1965 dan masalah pembiayaan, akhirnya tak terlaksana. Dalam perencanaan itu pun, Palangka Raya selain pusat ibu kota juga akan menjadi pangkalan pertahanan berbasis angkatan udara.

BACA JUGA: FPI Akan Kerahkan Ribuan Pengacara, Begini Respons Brigjen Dedi

"Dalam merealisasikannya, butuh komunikasi politik dan kesepakatan pemerintah bersama DPR. Kalau melihat konfigurasi politik, saya optimis bisa dilakukan," tambah Eko.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SIMAK! Menteri Bambang Sampaikan Tahapan Pemindahan Ibu Kota Negara


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler