jpnn.com, JAKARTA - Komunikolog Emrus Sihombing menyarankan Adian Napitupulu dan Erick Thohir berkomunikasi secara informal untuk mempertemukan kepentingan politik masing-masing.
Hal ini disampaikan Emrus menanggapi pernyataan Adian selaku Sekjen Perhimpunan Nasional Aktivis 98 (Pena 98) yang merasa terganggu dengan omongan Menteri BUMN Erick Thohir.
BACA JUGA: Adian: Saya Terganggu Erick Thohir Bilang Presiden Juga Titip Komisaris
Emrus mengatakan, secara politis kedua tokoh ini sama-sama menduduki jabatan politik. Adian merupakan anggota DPR, sedangkan Erick seorang menteri. Namun, dia melihat keduanya punya kepentingan masing-masing.
"Saya melihat kepentingan politik mereka berdua ini belum ketemu. Kepentingan politik ini tidak selalu pragmatis kan, bisa politik kenegaraan. Politik juga tidak selamanya jelek, bisa juga positif. Saya melihat belum ketemu kepentingan politik kedua teman ini," ucap Emrus saat berbincang dengan jpnn.com, Selasa (3/11).
BACA JUGA: ISIS Serbu Kampus, 22 Tewas, Sejumlah Mahasiswa Terkapar di Kelas, Ngeri
Untuk mempertemukan kepentingan politik keduanya, lanjut Emrus, tidak ada salahnya bila mereka berkomunikasi secara langsung. Dia juga meyakini kedua tokoh ini saling memiliki nomor telepon satu sama lain, sehingga tidak ada salahnya untuk proaktif dalam membangun komunikasi bahkan ngopi bareng.
"Tentu ngopi itu menjelaskan kepentingan kedua pihak secara terbuka tanpa melanggar peraturan ya, tidak ada misalnya pertemuan sifatnya transaksional, tetapi pertemuan untuk kepentingan bangsa dan negara," ucap direktur eksekutif EmrusCorner ini.
BACA JUGA: Jokowi Teken UU Ciptaker, Irwan Langsung Ingat Pesan SBY
Dengan bertemu, katanya, Adian dan Erick yang juga mantan ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Amin, mereka bisa saling mendengar maupun memberikan klarifikasi atas perbedaan yang ada.
"Kalau saya menyarankan, tidak ada salahnya Menteri BUMN Erick Thohir, mengontak beliau (Adian-red) secara pribadi. Minta ketemu dan masukan," kata Emrus.
Selain itu, pertemuan keduanya juga bisa saja dijembatani oleh Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga. Arya menurutnya bisa mengontak Adian agar bisa bertemu Erick Thohir.
Emrus tidak sependapat bila Presiden Jokowi harus turun tangan menyelesaikan persoalan antara Adian dengan Erick. Sebab, dia khawatir timbul persepsi yang berbeda di masyarakat.
Sebelumnya Adian menyebut ada pernyataan Erick yang cukup berbahaya, sebagaimana dimuat pada video yang diberi judul 'Kalau Titipan Banyak, Bukan Hanya Dari Pak Jokowi (Erick Thohir)'.
Di antaranya pernyataan di menit ke 11 detik ke 20. Erick menyampaikan keinginan agar nanti Kementerian BUMN tidak lagi menerima dana dari APBN, tetapi cukup 1 persen dari pembagian deviden.
"Menurut saya ini pernyataan berbahaya yang bisa mengubah negara menjadi perusahaan yang dibiayai oleh laba usaha semata-mata.
Ini bukan pernyataan main main, ini pernyataan yang keluar dari mulut seorang menteri yang tentunya tidak bisa dianggap remeh, karena terkait dengan konstitusi dan ideologi negara," ujar Adian dalam keterangannya, Minggu (1/11).
Anggota Komisi VII DPR ini kemudian menyarankan Erick mempelajari, bahwa mengelola negara bukan hanya sekadar berapa angka uang, tetapi di dalamnya ada mekanisme konstitusi dan kontrol melalui parlemen.
Sehingga penentuan anggaran kementerian juga harus persetujuan DPR dan pemerintah. Bukan main asal ambil 1 persen laba BUMN.(fat/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam