jpnn.com, PURWAKARTA - Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin memuji Presiden Joko Widodo yang kerap membela umat muslim. Salah satu keberpihakan pria yang akrab disapa Jokowi itu adalah mencanangkan Hari Santri dan mengizinkan zikir nasional di Istana Kepresidenan.
"Sudah 70 tahun tidak ada zikir di Istana. Tetapi Pak Jokowi jadi presiden, membawa zikir nasional di Istana," kata Ma'ruf dalam acara Doa untuk Sulawesi Tengah dan Halaqah Kebangsaan Syuriyah NU dan Kyai Lembur II-III Jawa Barat yang diselenggarakan PB Majelis Dzikir Hubbul Wathon di Pesantren Al Muhajirin, Sukatani, Purwakarta, Rabu (3/10).
BACA JUGA: Jokowi Kembali ke Palu
Ma'ruf melanjutkan, di kepemimpinan Jokowi, sudah dua kali zikir nasional diselenggarakan di Istana Kepresidenan. Penyelenggaraan itu dilaksanakan setiap 1 Agustus.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ini juga menyampaikan bahwa Jokowi akan menjadikan zikir nasional sebagai agenda wajib tahunan. "Saya juga mengapresiasi Majelis Dzikir Hubbul Wathon membawa itu ke Istana," kata dia.
BACA JUGA: Jokowi Ingin Pertemuan IMF-WB Berdampak bagi Ekonomi
Selain itu, Ma'ruf juga mengapresiasi Jokowi karena sudah menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri. Ma'ruf menceritakan, perjuangan santri ini patut dikenang mengingat telah menyumbang kemerdekaan bagi Indonesia.
Menurut Ma'ruf, pada Perang Surabaya, 10 Nobember 1945 silam, santri memegang penuh andil perlawanan terhadap penjajah. Saat itu, kata Ma'ruf, Ashim Ashari mengeluarkan fatwa kepada umat Islam khususnya santri untuk jihad melawan penjajah.
BACA JUGA: Detektor Tsunami Dicuri, Pak Jokowi Bilang Begini
"Saat itu fatwa keluar bahwa melawan penjajah adalah fardhu ain. Fatwa ini dikeluarkan karena tentara dan polisi belum terkonsolidasi setelah merdeka," pungkas Ma'ruf. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Instruksikan 4 Prioritas Penanganan Bencana Sulteng
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga