jpnn.com - JAKARTA - Presiden terpilih Joko Widodo meminta relawan pendukungnya tidak membubarkan diri, tapi berperan sebagai mata dan telinga mengawasi pemerintahan baru, terutama mengawal berbagai proyek yang mensejahterakan bangsa.
"Banyak organisasi relawan melapor mau bubar. Lho, pekerjaan baru dimulai, kok mau bubar. Jalan di depan kita kelihatan mulus tapi masih terjal," kata Jokowi dalam sambutan halal bi halal dengan sahabat dan relawan Bravo 5 di Hotel Discovery, Ancol, Jakarta, Sabtu (23/8).
BACA JUGA: Diundang ke Acara Relawan Jokowi, Ahok Pilih Hadiri Kawinan Staf
Hadir dalam kesempatan itu, wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua tim relawan Bravo 5, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan, Jenderal TNI (Purn) Wiranto, Ketua Dewan Penasehat Partai Nasdem Surya Paloh, Letjen TNI (Purn) Solihin GP, Letjen TNI (purn) Fachrul Rozy, bekas Menteri Agama Quraish Shihab serta sekitar 2.000 relawan.
Jokowi mengatakan, salah satu kelemahan kinerja pemerintah terkait dengan soal pengawasan. "Makanya kita akan ikutsertakan seluruh rakyat dan relawan untuk mengawasi jalannya pemerintahan," imbuhnya.
BACA JUGA: Jokowi Siap Gunakan Mobil Antipeluru
Untuk itu, Jokowi menambahkan, jangan berpikir relawan mau bubar. "Kita baru mimpi menjadi bangsa besar, punya harga diri, martabat dan menjadi bangsa besar. Tapi itu semua bukan ditunjukkan dengan kata-kata tapi melalui perbuatan dan kerja," katanya.
Itulah sebabnya, Jokowi melanjutkan, jika dirinya dan Jusuf Kalla memerlukan dukungan satu juta relawan datang ke Monas apakah relawan bersedia, yang langsung disambut hadirin, "Siap."
BACA JUGA: Jokowi Jamin Paspampres Sudah Paham Karakternya
"Kok siap, siap saja," kata Jokowi disambut tawa hadirin. "Tapi syukur-syukur tidak diperlukan," imbuhnya.
Jokowi mengatakan, pemerintah baru masih memerlukan dukungan para relawan mengecek sejumlah proyek besar kedepan, seperti Kartu Indonesia Sehat dan Indonesia Pintar.
"Kita punya 500 kabupaten lebih. Kalau ada kecamatan di NTT di Indonesia Timur belum dapat kartu Indonesia Sehat dan Pintar, kita bisa kirim orang mengecek. Begitu juga jika di Sawahlunto, Sumbar belum dapat kartu, nanti relawan bisa melaporkan untuk kemudian dilakukan pengecekan," terangnya, seperti diberitakan Rakyat Merdeka Online (Grup JPNN).
Begitu pula, jika ada informasi di kantor pelayanan, ada rakyat dibentak-bentak dan dipungut pungli, besoknya bisa Pak Jusuf Kalla melakukan pengecekan. "Saya juga akan mengecek bener nggak. Nah, nanti yang tanggung jawab kepala kantor karena jangan-jangan mereka yang menyuruh," katanya.
Diapun berharap dengan diberikan contoh, melalui beberapa tindakan keras membuat para Kepala Dinas dan Kantor jadi lebih teliti mengawasi anak buahnya. "Kalau sudah begitu, masih terus, ya kebangetan namanya," kata Jokowi.
Lebih jauh Jokowi juga minta para relawan mengawasi dan melaporkan infrastruktur dan jalan yang benar-benar rusak dan menghambat. "Nanti kita mengecek. Kalau itu jalan pusat diperbaiki pemerintah pusat, begitupun kalau masuk kategori jalan Provinsi dan Kabupaten, Pemda setempat musti memperbaiki," paparnya.
Quraish Shihab dalam ceramah hikmah halal bi halal mengatakan, makna saling memaafkan itu menghapus sama sekali kesalahan yang dibuat satu sama lainnya.
"Maaf itu menghapus, kembali jadi akrab. Tanpa saling memaafkan aktivitas akan terganjal. Maka mari membangun negeri ini dengan saling memaafkan dan membangun masa depan," pungkasnya. (zul/fer)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Punya Hak Penuh Soal Kabinet 2014-2019
Redaktur : Tim Redaksi