JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terus merajai survei-survei elektabilitas tokoh kandidat calon presiden (capres). Terakhir, Jokowi unggul pada survei terbaru Indonesia Research Centre (IRC).
“Dalam survei terbaru kami, Jokowi kembali menunjukkan trend elektabilitas yang cukup menyakinkan. Sebagian besar masyarakat cenderung memilihnya menjadi presiden RI,” kata peneliti IRC Natalia Christanto dalam siaran pers yang diterima INDOPOS (Grup JPNN), Selasa (16/7).
Survei yang dilakukan IRC terhadap pemilik telepon di 11 kota besar di Indonesia, yakni Bandung, DKI Jakarta, Lampung, Makassar, Denpasar, Medan, Palembang, Samarinda, Semarang, Surabaya, dan Tangerang, pada 8-11 Juli 2013. Survei itu menanyakan, jika pemilu dilakukan pada hari ini, siapa kandidat capres yang akan mereka pilih?
Hasilnya, sebagian besar publik memilih Jokowi (32 persen) lalu Prabowo (8,2 persen), Wiranto (6,8 persen), Megawati (6,1 persen) . “Sementara Aburizal Bakrie yang secara resmi dikandidatkan oleh Golkar hanya dipilih oleh 3,3 persen masyarakat,” ungkapnya.
Pada survei-survei sebelumnya elektabilitas Wiranto berkisar pada angka 3 hingga 4 persen, namun pada survei IRC kali ini mencapai 6,8 persen. Kenaikan yang cukup signifikan kemungkinan merupakan efek dari deklarasi capres-cawapres Wiranto-Hary Tanoesoedibjo pada 2 Juli 2013 lalu.
Dalam survei ini, selain mengukur elektabilitas kandidat presiden, juga ditanyakan mengenai kandidat wakil yang dianggap cocok dan potensial mendampingi beberapa kandidat presiden. Data IRC menunjukkan, pada umumnya masyarakat belum bisa menentukan pasangan mana yang potensial untuk mendampingi Jokowi, Prabowo Wiranto, ataupun Aburizal Bakrie.
Selain menempatkan survei eletabilitas capres-cawapres, IRC juga merilis eletabilitas parpol Islam yang kian meredup. Sedangkan dari responden yang secara terbuka memilih PDIP (18 persen). Sebagian kecil lainnya memilih Demokrat (7.7 persen), Golkar (7 persen), Gerindra (6.6 persen) dan Hanura (5.9 persen).
Sementara partai politik Islam seperti PKS, PAN, PKB, dan PPP hanya diminati kurang dari 3.5 persen masyarakat. Dalam hal elektabilitas partai politik, sebagian besar (44.1 persen) masyarakat masih merahasiakan dan belum menentukan pilihan partai politik. Potret pemilih mengambang ini relatif besar angkanya.
Rendahnya elektabilitas partai politik yang berbasis Islam ini menjadi sebuah ironi di sebuah negeri yang mayoritas berpenduduk Islam. Embel-embel Islam nampaknya tidak otomatis memikat yang masyarakat pemeluk Islam.
“Pamor partai Islam cenderung redup. Pada kenyataannya untuk saat ini umat muslim Indonesia lebih tertarik memilih partai politik berideologi nasionalis daripada agamis,” pungkas Natalia. (dil)
Elektabilitas 5 Besar Capres Versi Survei IRC
Jokowi 32 persen
Prabowo 8,2 persen
Wiranto 6,8 persen
Megawati 6,1 persen
Aburizal Bakrie 3,3 persen
Elektabilitas Lima Besar Parpol versi Survei IRC
PDIP 18 persen
Demokrat 7.7 persen
Golkar 7 persen
Gerindra 6.6 persen
Hanura 5.9 persen
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyidik Minta Anak Buah Djoko Netral
Redaktur : Tim Redaksi