"Ya tentunya kita hargai hal-hal seperti itu," kata Kapolri di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (21/9).
Menurut Kapolri, fasilitas pengamanan voorijder di jalan bagi pejabat sebenarnya diberikan guna keselamatan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, sekali lagi, ia tetap menghargai pilihan Jokowi.
“Sekarang beginilah yah, voorijder atau apapun, kita ini adalah bagaimana nanti semua tidak merugikan, baik dari yang dilakukan pengawalan maupun masyarakat. Kan begitu,” jelasnya.
Seperti yang diketahui, Jokowi memang enggan memakai jasa pengamanan voorijder. Jika mengadakan kunjungan ke kampung-kampung pun ia memilih tidak dikawal berlebihan. Jokowi hanya memakai voorijder dua kali, yaitu saat Pilkada DKI putaran pertama 11 Juli 2012 dan putaran kedua 20 September 2012 lalu. Itu pun bukan karena Jokowi yang menggunakan jasa itu. Saat itu voorijder dipakai karena ia ikut dalam rombongan mantan Presiden RI sekaligus Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dari rumah dinas Mega di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat menuju rumahnya di wilayah Kebagusan, Jakarta Selatan untuk menggunakan hak pilihnya di TPS 031 Kebagusan.
Meski memakai voorijder, toh rombongan Mega itu pun tetap terhalangi sedikit kemacetan.
Jokowi pun meninggalkan fasilitas voorijder yang digunakan rombongan Mega, saat ia melaksanakan kunjungan keliling ke beberapa tempat hingga menuju posko pemenangan Jokowi-Ahok di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Media Massa Pengawas Kerja Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi