jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengumpulkan para menteri dan pimpinan lembaga untuk merumuskan upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, dalam sidang kabinet paripurna yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (29/8).
Saat membuka rapat tersebut, Jokowi-sapaan presiden secara khusus menyinggung soal berbagai momentum yang sesungguhnya telah ada di depan mata dan menunggu untuk dimanfaatkan.
BACA JUGA: Koalisi Pendukung Pemerintah Tak Kompak, Akan Ada 3 Capres di Pilpres 2019
“Sekarang ini kita memiliki momentum kepercayaan internasional terhadap negara kita Indonesia. Ini yang harus kita manfaatkan betul-betul secepat-cepatnya, momentum tidak akan datang dua atau tiga kali. Ini momentumnya sudah ada di tangan,” kata Jokowi.
Momentum tersebut adalah predikat sebagai negara layak investasi yang diperoleh Indonesia dari sejumlah lembaga pemeringkat internasional seperti Fitch Ratings, Moody's, dan Standard and Poor's.
BACA JUGA: Mentan Pastikan Serangan Hama Belum Membahayakan
Di sisi lain, United Nations Conference on Trade and Developments (UNCTAD) pada Juni lalu menempatkan Indonesia di peringkat ke-4 sebagai negara tujuan investasi yang prospektif dalam kurun waktu 2017-2019. Artinya, posisi itu naik empat peringkat.
Selain dari luar, situasi di dalam negeri juga memberikan dukungan bagi upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Inflasi yang terus terjaga di bawah 4 persen dalam kurun waktu 2015-2016 lalu misalnya, merupakan salah satu momentum yang juga patut untuk dimanfaatkan. Salah satunya adalah turunnya BI 7-Day Reverse Repo Rate menjadi 4,5 persen.
BACA JUGA: Dipanggil Jokowi ke Istana, Mentan Amran: Aman
“Momentumnya ini bertumpuk-tumpuk, jangan sampai ada yang tidak mengerti adanya momentum ini. Secepatnya kita memperbaiki di dalam kementerian masing-masing, di lembaga-lembaga yang ada, agar momentum itu betul-betul memberikan manfaat pada rakyat dan negara," tegas mantan gubernur DKI Jakarta ini.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Minta Kampus Tangkal Paham Radikalisme
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam