Jokowi yang Mulai, Jokowi yang Mengakhiri

Kamis, 15 Januari 2015 – 22:27 WIB
Desmond J Mahesa. Foto: istimewa

jpnn.com - JAKARTA - Politikus Partai Gerindra, Desmond J Mahesa menyatakan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi) sama-sama pemain pencitraan. Hanya menurut Desmond, caranya berbeda.

"SBY bermain dengan pencitraan yang semuanya harus tertib dan teratur. Sementara Jokowi menjadikan kesan merakyat dan antikorupsi sebagai ikon pencitraannya," kata Desmond, di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (15/1).

BACA JUGA: Relawan Akan Teror Jokowi jika Lantik BG Jadi Kapolri

Pencitraan Jokowi terhadap antikorupsi dimulai dengan meminta KPK menelusuri calon pembantunya agar harus bersih, sehingga pupoler stabilo merah dan kuning.

"Anehnya, saat mengangkat Jaksa Agung dan Kapolri, Jokowi jalan sendirian. Makanya, Jokowi yang memulai berurusan dengan KPK, maka Jokowi pula yang harus mengakhirinya. Ini ibarat judul lagu saja," ujar politisi Partai Gerindra itu.

BACA JUGA: Rumah Komjen Budi Dijaga Ketat

Menurut Wakil Ketua Komisi III DPR itu, kalau Jokowi ingin menempatkan KPK sebagai lembaga negara tertinggi untuk komoditas pencitraannya, harus ubah dulu UUD '45. "Demikian juga hal jika Jokowi ingin meletakkan KPK sebagai filter, apa dasar hukumnya?" ujarnya.

Desmond menilai hal ini cukup aneh. Demikian juga halnya ketika banyak pihak mengkritik cara KPK menjerat orang. "Mereka jawab, KPK menang di pengadilan. Kita kan tidak tahu juga bagaimana KPK menggunakan powernya untuk mempengaruhi para hakim," pungkas anak buah Prabowo itu. (fas/jpnn)

BACA JUGA: Neta: Di TNI Seperti Bebek, di Polri Kayak Ayam

BACA ARTIKEL LAINNYA... Surya Paloh Akui Jokowi Lagi Galau


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler