jpnn.com, JAKARTA - Jonathan Wijono akhirnya mencatatkan penampilan terbaiknya pada ajang BNI Ciputra Golfpreneur Tournament.
Pada putaran final di Damai Indah Golf BSD Course siang tadi, ia mencatatkan skor 6-under 66, yang sekaligus menjadi skor terbaiknya sepanjang pekan ini.
BACA JUGA: Turnamen BNI Ciputra Golfpreneur Kembali Hadir: Ajang Pembuktian Pegolf Muda Indonesia
Ia pun menuntaskan ajang Asian Development Tour ini dengan skor total 12-under 276 dan finis di posisi T9.
Pegolf berusia 23 tahun ini memutuskan untuk melakukan pendekatan konservatif-agresif untuk mencetak tujuh birdie dengan satu bogey. Birdie pertama yang ia raih di hole 4 memberinya momentum untuk memperbaiki penampilannya pada turnamen skala Asian Development Tour ini.
BACA JUGA: Yuvraj Singh Sandhu Juara Turnamen BNI Ciputra Golfpreneur 2023
Keberhasilannya menembus akhir pekan ini melengkapi prestasi serupa pada edisi tahun 2016 ketika ia finis di peringkat ke-43 sebagai amatir.
”Saya merasa cukup puas dengan hari ini, terutama sangat bersyukur bisa finis di posisi setinggi ini (T9),” tutur pegolf yang beralih profesional pada 2021 ini.
BACA JUGA: Pegolf asal Taipei Depak Yuvraj dari Puncak Klasemen Turnamen BNI Ciputra Golfpreneur 2023
Keberhasilannya saat ini tidak lepas dari rencananya untuk bermain konservatif-agresif pada putaran final tadi. ”Bedanya, kemarin tidak banyak putt (birdie) yang masuk; hari ini lebih banyak putt (birdie) yang masuk,” ujarnya, yang sekaligus menunjuk birdie di hole 4 par 5 di Damai Indah Golf BSD Course ini sebagai awal momentum permainannya.
”Mulai dari hole 12, pukulan driver saya sampai ke fairway dan masuk ke green kurang lebih 5 meter. Tiba-tiba saja jalur putt-nya terlihat dan, puji Tuhan bolanya masuk. Dan di hole berikutnya, mungkin karena terbawa birdie sebelumnya, pukulan kedua saya lakukan dengan 3-wood untuk masuk green dan melakukan dua putt (untuk birdie lagi). Dan di hole 14 itu, pukulan saya benar-benar dekat ke lubang, sekitar semeteran sehingga bisa mendapat birdie lagi,” jelas Jonathan.
Adapun atlet amatir Ciputra Golfpreneur Foundation (CGF) dan mahasiswa Harvard, Jonathan Xavier Hartono berhasil memperbaiki catatan pribadinya dengan bermain under selama empat putaran berturut-turut. Skor 2-under 70 pada siang tadi membuatnya finis di posisi T15 dengan skor total 11-under 277.
”Saya merasa puas dengan permainan saya karena bisa mencetak banyak birdie. Dan yang membuat lebih puas lagi adalah saya tidak membuat double bogey pada minggu ini,” ujar pegolf yang akrab disapa Jojo ini.
”Bisa main under sepanjang empat putaran minggu ini juga sangat menyenangkan. Saya belum pernah bermain under selama empat putaran sebelum ini; saya hanya sekali bisa bermain under dalam turnamen tiga putaran, itu juga pada turnamen junior.
”Saya berterima kasih kepada sponsor utama, BNI, Damai Indah Golf yang menjadi tuan rumah, dan tentunya Ciputra Golfpreneur Foundation yang sudah mendukung saya, tidak hanya pada ajang ini, tetapi juga dalam empat tahun terakhir.”
Adapun dua atlet CGF lainnya, Kevin Caesario Akbar (70) dan Peter Gunawan (78) menuntaskan turnamen ini, masing-masing di posisi T38 dan T51. Sementara pegolf veteran Jamel Ondo finis di posisi T53.
Liu Rayakan Kemenangan ADT Pertamanya di Indonesia
Sementara itu, Liu Yu-huang akhirnya tampil sebagai juara BNI Ciputra Golfpreneur Tournament 2024.
Pegolf asal China Taipei ini berhasil mengejar ketertinggalannya dengan mengemas sembilan birdie, termasuk di dua hole terakhirnya untuk memastikan kemenangan dua stroke atas Matthew Cheung (68) dari Hong Kong dan Vanchai Luangnitikul (69) asal Thailand.
Memulai putaran final dengan terpaut dua stroke dari Vanchai, Liu langsung menciptakan birdie di hole pembukanya dan memainkan sembilan hole pertama dengan catatan 2-under berkat tambahan tiga birdie dan dua bogey.
Memasuki sembilan hole penentu itulah permainannya justru kian bersinar. Birdie di hole 17 praktis menempatkan dirinya di puncak klasemen dengan torehan 21-under, setelah sebelumnya ia menambah koleksi birdie dari hole 11, 14, dan 15.
Liu pun melangkah ke hole 18 dengan keunggulan satu stroke atas Vanchai dan dua stroke dari Cheung. Dan tatkala ia berhasil mengantarkan bola ke atas green dengan pukulan keduanya, tekanan justru berbalik kepada kedua pesaing terdekatnya itu. Dan dengan kegagalan Vanchai dan Cheung mendapatkan eagle di hole terakhir itu, kemenangan pun dipastikan menjadi milik Liu.
”Saya merasa sangat gugup di hole terakhir karena pukulan kedua saya masih tersisa 220 yard. Namun, saya memiliki strategi yang bagus dan rutinitas yang baik,” tutur Liu, seusai memastikan kemenangan bersejarah baginya itu.
”Menurut saya hari ini saya banyak melakukan pukulan kedua dengan baik. Saya juga berhasil membaca jalur putt di atas green sehingga bisa menciptakan banyak birdie.”
Kegagalan Vanchai dan Cheung di green 18 itu sebenarnya membuat Liu bisa melakukan tiga putt untuk memastikan kemenangannya. Dan meskipun terlihat hanya menjalani rutinitas saja untuk melakukan putt, yang kemudian berbuah birdie itu, toh ia masih mengaku sangat gugup.
”Ketika menghadapi putt terakhir itu, rasanya saya bisa mendengar bunyi detak jantung saya. Saya akan merayakan kemenangan ini dengan tim dan keluarga saya,” ujarnya.
Dengan skor total 22-under, Liu hanya terpaut satu stroke dari rekor kemenangan terendah ajang ini, yaitu 23-under, yang dibukukan oleh Yuvraj Singh Sandhu pada edisi 2023.
Kemenangan ini turut memberinya hadiah sebesar US$24.500, sekaligus menjadi gelar internasional pertamanya. Trofi pada pekan ini juga menjadi trofi ketiga baginya setelah tahun ini ia juga menjuarai dua turnamen di sirkuit domestiknya.(dkk/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Amjad