JPI 2019 Diharapkan Jadi Ajang Munculkan Solusi Kebangsaan

Rabu, 30 Oktober 2019 – 01:45 WIB
Asisten Deputi Peningkatan Wawasan Pemuda memantau kesiapan salah satu venue JPI 2019 atas arahan Deputi I Prof Faisal Abdullah. Foto: Amjad/JPNN

jpnn.com, MINAHASA - Jambore Pemuda Indonesia (JPI) 2019 akan digelar di Minahasa, Sulawesi Utara pada 1-5 November 2019. Program unggulan Kemenpora ini diharapkan menjadi ajang bagi para pemuda dari 34 provinsi di Indonesia untuk berdiskusi, memunculkan inovasi dan gagasan baru untuk menjawab kebutuhan bangsa saat ini dan masa mendatang.

Para pemuda wakil dari berbagai daerah ini juga diharapkan bisa merumuskan peran apa yang akan mereka ambil di saat Indonesia menghadapi bonus demografi sekaligus arus deras era digital.

BACA JUGA: Tawuran Kembali Pecah di Manggarai, Perjalanan KRL Terganggu

"JPI 2019 ini kami harapkan berbeda dari sebelumnya. Kami harapkan lebih banyak inovasi dan kreativitas muncul dari peserta seluruh Indonesia. Mereka bisa memunculkan inovasi-inovasi untuk menciptakan suatu yang berkaitan dengan harapan dan kebutuhan bangsa kedepan," ujar Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Prof Faisal Abdullah di Jakarta, Selasa (29/10).

Faisal menegaskan, bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif lebih besar dari non produktif, akan mencapai puncaknya dalam waktu yang tidak lama lagi.

BACA JUGA: Berita Duka, Doyo dan Melki Meninggal Dunia, Jasadnya Mengambang di Laut

Dengan hanya tersisa sekira sepuluh tahun lagi, ledakan usia produktif ini harus bisa dimanfaatkan betul oleh anak muda saat ini.

"Para pemuda harus bisa mengisi dan disinilah perlu inovasi-inovasi. Tidak hanya siap dan cakap jadi pekerja saja, tapi harus juga mampu mengelola dan mengoptimalkan sumber daya yang ada, baik di tingkat lokal hingga nasional, sehingga tercipta lebih banyak lapangan kerja, memberi nilai tambah yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan," papar Faisal.

BACA JUGA: Mawar Ungkap Perbuatan Bejat Sang Ayah di Malam Pertama Bersama Suaminya

Dia mengharapkan, JPI 2019 ini bukan hanya kegiatan seremonial tahunan tentang anak muda berkumpul. Tetapi, harus jadi tempat pemuda bertukar pikiran, berdiskusi, dan membahas mada depan bangsa.

"Dari sini harus ada hasil atau sebuah produk dari JPI, bisa berupa pemikiran gagasan maupun atau konseptual bidang ekonomi, digital, dan apapun itu," tegasnya.

Di sisi lain, pada JPI 2019 ini akan diikuti 400 pemuda, yang terdiri dari 12 pemuda yang berasal 34 provinsi, ditambah pendamping 34 orang dan LO 34 orang.

Jumlah ini sedikit menurun dibanding JPI tahun lalu yang jumlah totalnya mencapai 544 orang.

"Meski jumlah atau kuantitas peserta menurun, kami berharap justru kualitasnya akan lebih meningkat, karena mereka bisa lebih intens dalam junlah yang lebih kecil ini," imbuh Deputi yang juga Guru Besar dari Universitas Hasannudin Makassar.

Di sisi lain, Asisten Deputi Peningkatan Wawasan Pemuda Kemenpora Arifin Madjid menyebut 12 pemuda dari setiap provinsi yang mengikuti JPI merupakan pemuda-pemuda terbaik hasil seleksi di provinsi masing-masing.

"Hampir semua provinsi sudah ada proses seleksi rutin lewat kegiatan Jambore Pemuda daerah (JPD). Yang ikut JPI merupakan pemuda pilihan terbaik dari kegiatan JPD oleh Dispora-Dispora Provinsi," jelas Arifin.

BACA JUGA: Eks Pengacara Habib Rizieq Yakini Prabowo Pasti Loyal kepada Presiden Jokowi

Adapun terkait persiapan, Arifin menyampaikan bahwa JPI sudah siap digelar. Pihak Kemenpora sudah berkoordinasi dan bekerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan Pemerintah Kabupaten Minahasa dalam menyiapkan tempat kegiatan di Tondano, serta mendapatkan dukungan dari masyarakat. (dkk/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler