jpnn.com, BANJARMASIN - Nasib karateka asal Kalimantan Selatan Fauzan Noor dan juara dunia atletik nomor seratus meter Lalu Muhammad Zohri bak bumi dan langit.
Meski berstatus juara dunia, Fauzan tidak mendapatkan gelontoran hadiah seperti yang diterima Zohri.
BACA JUGA: Bob Hasan Apresiasi Perhatian Kemendagri untuk Zohri
Fauzan menjadi juara dunia pada Kejuaraan Dunia Karate Tradisional 2017 di Republik Ceko, Desember 2017 silam.
Sementara itu, Zohri menjadi juara dunia setelah memenangi nomor seratus meter pada Kejuaraan Dunia Atletik U-20 2018 di Finlandia.
BACA JUGA: Begini Pesan Mendagri untuk Lalu Muhammad Zohri
Perjuangan Fauzan merebut gelar prestisius itu juga tidak mudah. Dia sempat terbentur masalah finansial.
Masalah itulah yang membuat Fauzan sempat pesimistis mengenai peluangnya berangkat ke Ceko.
BACA JUGA: Ini Daftar Terbaru Bonus untuk Lalu Muhammad Zohri, wouw!
Namun, ada dua orang penting yang bersedia menanggung biaya keberangkatan Fauzan dan pelatihnya, Sinpai Mustafa.
“Mereka adalah Pak Gunhar, anggota DPR RI dan Pak Rachmi Soebagjo, presiden Fudokan Karate untuk Republik Ceko,” kata Fauzan sebagaimana dilansir laman Prokal, Jumat (20/7).
Fauzan dan Sinpai harus berhemat. Fauzan mengaku menggunakan uang receh untuk membeli makanan ringan di kopi sebagai bekal di Ceko.
Perjuangan pria kelahiran 8 Oktober 1997 itu berbuah manis. Dia melewati event dengan bagus.
Pada babak final, Fauzan menghadapi jagoan tuan rumah yang memiliki postur jauh lebih besar.
“Saya juga beruntung karena lawan keluar garis arena pertandingan. Hasilnya, wasit memberikan kemenangan dan gelar juar dunia buat saya,” kata Fauzan.
Namun, Fauzan tidak mendapat sambutan seperti yang diterima Zohri saat kembali ke tanah air.
“Di Bandara Syamsudin Noor, saya disambut oleh para pengurus Federasi Olahraga Tradisional Indonesia (FKTI) Kalsel dan kalau tidak salah ada kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalsel,” kata jawara karate tradisional Asia-Oceania 2017 itu.
Status sebagai juara dunia membuat Fauzan memberanikan diri melamar kerja di pemerintahan.
Namun, kenyataan tidak seindah harapan. Hingga sekarang Fauzan belum mendapat jawaban atas lamaran kerjanya sebagai anggota satpol PP.
“Ketika menyerahkan lamaran, petugas yang menerima lamaran bilang nanti akan dikabari kalau ada lowongan,” ucap Fauzan.
Sembari menunggu jawaban, Fauzan memilih bekerja di sebuah minimarket di Kayutangi, Banjarmasin.
Kisah Fauzan lantas menjadi viral. Kabar mengenai Fauzan juga sampai ke telinga Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina.
“Kalau berkenan, saya coba usahakan Fauzan bisa melamar sebagai tenaga honorer di Pemko Banjarmasin,” ujar Ibnu, Senin (16/7).
Sementara itu, Danrem 101 Antasari Kol Inf Yudianto Putra Jaya mengundang Fauzan ke kediamannya di Wisma Antasari Banjarmasin.
Yudianto mengatakan, peluang bagi orang berprestasi dan mengharumkan negara untuk menjadi tentara terbuka sangat lebar.
“Mungkin ada peluang bagi Fauzan untuk menjadi Bintara. Sebentar lagi pendaftaran seleksi Bintara segera dibuka. Fauzan silakan daftar dulu dan ikuti mekanisme yang ada,” kata Yudianto. (fauzan ridhani/oza/ran)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bonus untuk Zohri: Rumah di Taman Bangsal Residence
Redaktur & Reporter : Ragil