jpnn.com - JAKARTA - Juru Bicara Keluarga Ratu Atut Chosiyah, Fitron Nur Ikhsan, mengatakan bahwa dalam kasus dugaan suap penangangan sengketa Pilkada Lebak, Atut sebagai Gubernur Banten memang jadi sasaran empuk bagi lawan-lawan politiknya. Karenanya, Fitron menyayangkan begitu semangatnya penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penahanan terhadap Atut.
Fitron meyakini Atut sama sekali tak terlibat dalam kasus dugaan suap ke Akil Mochtar. Selain itu, katanya, Atut juga kooperatif terhadap KPK.
BACA JUGA: Pengacara Mulai Berpikir Tangguhkan Penahanan Atut
"Dalam kasus ini Bu Atut memang sebagai sasaran empuk untuk dipredikatkan jahat. Karena Bu Atut tidak pernah melawan," kata Fitron dalam diskusi soal kasus Atut di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/12).
Dijelaskannya, Atut disasar karena figurnya yang kuat dan erat dengan Partai Golkar. Fitron mencontohkan hantaman ke Atut dengan memanfaatkan isu kemiskinan di Pandeglang dan Lebak.
BACA JUGA: Rayakan Ultah, Hanura Siapkan Mobil untuk Hadiah
"Kalau dilihat buruk itu ada di Pangeglang dan Lebak, dahulu itu dikuasai oleh PPP, tapi gak dikritik. Waktu Bu Atut yang menjabat, dikritik begitu tajam," ungkapnya.
Fitron juga menceritakan beberapa kejanggalan sebelum penahanan Atut. Fitron mengaku sempat ditelpon oleh seseorang yang menyebut rumah Atut digeledah oleh penyidik KPK dan ada sejumlah barang yang dibawa penyidik.
BACA JUGA: Setelah Tersangka, Atut tak Lagi Dianggap di Golkar
"Saat menelepon Ibu (Atut, red), Ibu bilang tidak ada penggeledahan. Terus ada telepon, ada pengangkutan barang-barang padahal Ibu Atut ada di sana. Baru besoknya ada penggeledahan," jelasnya.
Karena itulah Fitron mensinyalir ada pihak-pihak yang sengaja memanfaatkan kasus Atut untuk kepentingan politik. "Pasti ada kepentingan politik di sana, mungkin saja dengan pesaing politiknya yang kalah," sebut Fitron.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hary Makin Yakin Hanura Kian Solid
Redaktur : Tim Redaksi