jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno, Andre Rosiade menilai istilah politik genderuwo yang digunakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat tidak tepat di era milenial.
Andre menilai, rakyat lebih takut dengan kondisi ekonomi yang semakin tidak menentu belakangan ini, daripada sosok genderuwo.
BACA JUGA: Jokowi Ingin Politik Penuh Kegembiraan
"Ini kan era milenial. Masa masih saja bawa-bawa genderuwo? Apalagi genderuwo ini kan hanya mitos," ujar Andre Rosiade di Jakarta, Jumat (9/11).
Politikus Partai Gerindra ini kemudian mengingatkan, sebagai presiden Jokowi sebaiknya lebih melihat dan berbicara mengenai masa depan bangsa. Bukan berkutat dengan istilah yang tidak ada kaitannya dengan cara memperbaiki kondisi ekonomi bangsa.
BACA JUGA: Para Genderuwo Pasti Terpancing Menyambar Pernyataan Jokowi
"Genderuwo ini coba digambarkan sosoknya. Jangan hanya berhalusinasi dan terperangkap dengan masa lalu, apalagi yang berbau mitos," ucapnya.
Andre memberi contoh terkait nilai tukar rupiah, pemerintah sebaiknya terus berupaya agar nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat semakin menguat.
BACA JUGA: Anak Buah Prabowo Minta Jokowi Sebut Nama Politisi Genderuwo
"Kemudian, terkait janji lapangan kerja untuk anak bangsa, menurunkan harga-harga, itu yang harus dipikirkan. Jangan-jangan janji yang banyak tak dipenuhi jokowi itu juga halusinasi," kata Andre.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memunculkan istilah politik genderuwo saat memberikan pernyataan dalam kunjungan kerjanya ke Tegal, Jawa Tengah, Jumat (9/11). Istilah itu keluar dari mulut Jokowi saat menyampaikan harapan dan pandangannya terkait pesta demokrasi di Tanah Air.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Politik Genderuwo, Baidowi: Ini Bentuk Kekecewaan Jokowi
Redaktur & Reporter : Ken Girsang