Julius Caesar, Reformasi Kalender & Sejarah Tahun Baru

Minggu, 01 Januari 2017 – 13:10 WIB
Ilustrasi Julius Caesar. Foto: Public Domain.

jpnn.com - JANUARI semula disebut januarius. Asal katanya Janus, dewa berwajah dua yang kabarnya mampu memahami masa lalu dan melihat masa depan. Makanya Januari diletakkan di titik pergantian tahun. Menjadi bulan pertama, menggantikan Maret. 

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

BACA JUGA: Selamat Tahun Baru

Julius Caesar memanggil Sosigenes, seorang ahli astronomi untuk merancang kalender baru.

Untuk memenuhi permintaan Caesar, "Sosigenes merujuk tiga risalah astronomi," tulis Pliny dalam Natural History.

BACA JUGA: Syukurlah...Malam Pergantian Tahun Indonesia Aman

Sayang, sejarawan terkemuka pada awal Masehi itu tidak memperinci tiga risalah tersebut.

Penulis awal Masehi lainnya, Ambrosius Aurelius Theodosius Macrobius dalam buku Saturnalia menambahkan, untuk merancang kalender baru, Julius Caesar dibantu juga oleh M. Flavius, ahli Taurat dari Alexandria, Mesir.

BACA JUGA: Wow, Pinkan Mambo Dapat Kado Terindah di Akhir Tahun

Alhasil, kalender yang sebelumnya hanya 10 bulan, dengan urutan; Mart, Aprilis, Meius, Junius, Quintilis, Sestilis, Septembre, Oktobre, Novembre, Decembre menjadi 12 bulan. 

Julius Caesar menambah dua bulan lagi. Januarius dan Februarius yang ditempatkan menjadi bulan pertama dan kedua.

Ini terkait musim dan mitologi.

Januarius berasal dari kata Janus, dewa yang punya wajah dua. Ia ditempatkan di titik pergantian tahun karena diyakini bisa menengok masa lalu dan masa datang di waktu bersamaan. Secara siklus, pada bulan itu adalah awal datangnya musim salju.   

Februarius yang berasal dari kata Febro, dewa kematian ditempatkan jadi bulan kedua karena pada bulan itu puncak musim salju, sehingga hanya tanaman rumpun cemara yang bisa bertahan hidup. 

Urutan kalender pun berubah menjadi Januarius, Februarius, Mart, Aprilis, Meius, Junius, Julius, Sestilis, Septembre, Oktobre, Novembre, Decembre. 

Sang penguasa Romawi memasukkan namanya pada bulan ke tujuh; Quintilis digantikan Julius.

Caesar tentu tak serampangan, mengingat Quintilis sendiri artinya ratu atau penguasa.

Karena Julian Caesar yang punya gawe, perhitungan baru itu pun dikenal sebagai Kalender Julian. 

Ilmuwan Sacha Stem menerangkan, apa yang dilakukan Julius Caesar mencerminkan upayanya mengakomodir unsur tradisional Romawi, sekaligus memperbaiki struktur Kalender Mesir.

Makanya, "Kalender Julian mempertahankan nama-nama bulan dalam kalender sebelumnya," tulis Sacha dalam buku Calendars in Antiquity: Empires, States, and Societes.

Sejak itulah tahun baru 1 Januari mulai dirayakan. Yakni pada 45 Sebelum Masehi. Versi lain menyebut 46 Sebelum Masehi. 

Betapa ampuhnya piganta bangsa Latin, bangsa yang membangun imperium Romawi. Di samping aksaranya, almanaknya pun mendunia.

Kemudian hari, D. Augustus, keponakan Julius Caesar yang menggantikan kedudukannya sebagai penguasa Romawi tak mau kalah.

Ia memasukkan namanya; Augustus pada bulan ke delapan menggantikan Sestilis. 

Jadilah nama-nama bulan seperti yang dikenal sekarang dalam kalender Masehi. Lho kenapa disebut Masehi? Dan sejak kapan pula ada titik balik Masehi dan Sebelum Masehi? 

Nah, bila tak ada aral melintang, suatu waktu akan kami sajikan reportase sejarahnya. 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Psikolog: Perayaan Tahun Baru Menyiksa Anak-Anak


Redaktur & Reporter : Wenri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler