Jumlah Daerah Eliminasi Malaria 2020 Meningkat, di Wilayah Timur Indonesia Masih Nol

Jumat, 23 April 2021 – 15:26 WIB
Nyamuk malaria. Foto Antara

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Didik Budijanto mengatakan, kasus malaria di sejumlah wilayah di Indonesia timur masih sulit tereliminasi pada 2021.

Eliminasi malaria adalah upaya menghentikan penularan penyakit itu di suatu wilayah baik provinsi maupun kabupaten kota.

BACA JUGA: Tegas, Airlangga Sebut Indonesia Menghentikan Pemberian Visa Bagi WNA dari India

"Maluku, Papua Barat, dan Papua masih nol persen. Belum ada satu kabupaten pun yang eliminasi," kata Didik dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (23/4).

Meski begitu, Didik menyebut ada tiga wilayah yang kasus malaria-nya telah tereliminasi di seluruh kabupaten/kota, yaitu DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Bali.

BACA JUGA: Rakyat Dilarang Mudik, tetapi Ratusan WNA Asal India Bebas Masuk RI, Aneh

Dia juga menjelaskan bahwa pada 2020 terjadi peningkatan jumlah kabupaten/kota yang mengalami eliminasi malaria dari tahun sebelumnya.

"2020 itu kabupaten kota yang eliminasi ada 318 dari total 514 kabupaten/kota," lanjut Didik.

BACA JUGA: Kasus Pencabulan oleh Dosen Unej, Korban Alami Depresi Berat

Pihaknya mengapresiasi Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Maluku Utara yang menjadi wilayah pertama di kawasan timur Indonesia yang kabupaten/kotanya mencapai eliminasi malaria pada tahun ini.

Pada kesempatan itu, Didik juga mengungkapkan upaya Kemenkes dalam pencegahan dan pengendalian malaria di Indonesia.

Upaya tersebut berupa advokasi kepada pemda, pencegahan malaria melalui pekan kelambu massal dan pemantauan penggunaannya, pemberdayaan masyarakat, serta dukungan terhadap penyediaan obat antimalaria.

Pemerintah juga mengupayakan perluasan penemuan dini dan pengobatan tepat, kerja sama dengan sektor swasta, pelatihan tenaga kesehatan malaria, serta kolaborasi dengan lintas sektor, lintas program, dan organisasi profesi. (mcr9/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler