Jumlah Data Pasien Corona Bertambah per Hari, Ini Penjelasan Pakar Gugus Tugas Covid-19

Kamis, 25 Juni 2020 – 06:36 WIB
Ilustrasi Covid-19. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah menyebut masyarakat terkadang bingung dengan angka penambahan pasien positif coronavirus disease 2019 (COVID-19) yang tinggi per hari.

Dewi mengungkapkan itu saat konferensi pers terkait Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman COVID-19 di Istana Negara, Jakarta.

BACA JUGA: Warga di 410 Kabupaten dan Kota Harus Waspada Demam Berdarah dan Covid-19

"Semua orang kadang sekarang bingung kenapa angka harian bertambah besar," kata Dewi, Rabu.

Menurut Dewi, masyarakat tidak bisa memaknai angka penambahan pasien positif yang tinggi belakangan tinggi, dengan semakin buruknya penanganan COVID-19 di Indonesia.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Johan Budi Bela PPPK, Menteri Tjahjo Minta Maaf, Mahfud MD Bilang Kacau

Pasalnya, kata dia, angka rata-rata pasien positif dari jumlah spesimen yang diperiksa, tidak mengalami peningkatan. Hitung-hitungan gugus tugas, angka itu masih berkisar pada 13 persen.

Misalnya, data pemeriksaan pada Mei dan Juni 2020 menunjukkan angka 13 persen pasien positif COVID-19 dari jumlah spesimen yang diperiksa.

BACA JUGA: Mengaku Positif Covid-19, Pria Ini Blokir Jalan Minta Dirawat RS

"Artinya apa, laju penularannya masih sama di Indonesia. Kita tidak bisa bilang bahwa kondisinya memburuk, tidak," kata Dewi.

Dia menegaskan, kondisi penularan COVID-19 di Indonesia masih sama dan tidak mengalami tren kenaikan, meskipun angka penambahan per hari belakangan ini tinggi.

Soal penambahan yang tinggi belakangan ini, kata dia, berkaitan dengan jumlah pemeriksaan spesimen yang semakin masif. Pemerintah bisa melakukan pemeriksaan hingga mencapai 20.000 spesimen perhari.

"Kondisinya sama, tetapi dengan testing yang lebih baik lebih banyak. Jadi, kita bisa mengisolasi pasien-pasjen yang dapat berpotensi dapat menularkan kepada kelompok rentan," ucap dia.

"Ini bentuk pencapaian yang harus dipahami bahwa tak hanya jumlah kasus yang dilihat, tetapi berapa jumlah pemeriksaan yang dilakukan," pungkas dia. (mg10/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler