Pemimpin Partai One Nation Australia, Pauline Hanson, melancarkan pukulan telak kepada Pemerintahan PM Malcolm Turnbull karena menarik kembali dukungan partainya untuk kebijakan pemotongan pajak perusahaan yang direncanakan pemerintah.
Senator Hanson menyatakan dengan berat hati dia menarik kembali dukungan yang diberikan sebelumnya.
BACA JUGA: Dua RS di Victoria Tutup Karena Kelebihan Pasokan
Pasalnya, kata dia, pemerintah tidak memenuhi permintaannya, termasuk mengurangi jumlah imigran, membangun pembangkit listrik tenaga batubara di Queensland utara serta mengurangi rencana belanja dalam APBN.
Dia mengatakan belum berbicara dengan Menteri Keuangan Mathias Cormann secara langsung tentang posisi baru partainya ini.
BACA JUGA: Importir Sapi Indonesia Sulit Penuhi Kuota Bibit
"Saya tahu dia kecewa karena hal ini. Tapi ini bukan tentang Menteri Cormann. Ini menyangkut rekan-rekannya dan Pemerintah yang telah mengecewakannya," ujar Senator Hanson.
Senator Cormann menyatakan pesimistis Pemerintah akan bisa mencapai kesepakatan dengan One Nation dalam rencana mengurangi pajak perusahaan.
BACA JUGA: Pelecehan Daring Meningkat di Australia
"Tampaknya kita tidak akan pernah sampai ke titik itu," ujar Senator Cormann.
Senator Hanson membuat kesepakatan dengan Pemerintahan Koalisi Liberal Nasional pada bulan Maret lalu untuk mendukung pemotongan pajak. Sebagai imbalannya, pemerintah akan melaksanakan program percontohan pemagangan bagi anak muda Australia.
Namun One Nation, yang menduduki tiga kursi Senat, mengatakan ternyata pemerintah tidak mengalokasikan dana untuk program tersebut.
Tampaknya ada perselisihan besar antara Senator Hanson dan Pemerintah mengenai waktu pelaksanaan program tersebut.
Senator Hanson mengatakan tidak ada alokasi anggaran, namun Senator Cormann mengatakan skema pemagangan itu tergantung jika rencana pemotongan pajak perusahaan lolos jadi UU.
"Itu selalu dipahami dan diterima oleh Pauline Hanson dan One Nation. Bahwa yang kami sepakati itu tergantung pada keberhasilan UU secara penuh untuk mengurangi tarif pajak perusahaan dari waktu ke waktu untuk semua bisnis hingga 25 persen. Itu yang tetap menjadi posisi pemerintah," kata Senator Cormann. Video: Cormann disappointed by One Nation's backflip on tax plan (ABC News)
Dia mengatakan One Nation memberikan komitmen tertutup dan terbuka bahwa mereka akan mendukung UU itu saat melakukan negosiasi awal tahun ini.
"Saya jelas sangat kecewa dengan perkembangan terakhir ini. Namun dengan sendirinya saya berharap ini bukan kata terakhir," ujar Senator Cormann.
Posisi terakhir One Nation membuat pemerintah semakin sulit untuk meloloskan rencana pemotongan pajak perusahaan di Senat sebelum pemilu mendatang.
Kepada Komite Senat, Senator Cormann mengatakan pemerintah berkomitmen membawa rencana pemotongan pajak perusahaan ini ke pemilu berikut.
"Ya dan saya bisa menjelaskan mengapa. Karena sekarang lebih penting daripada ketika kami membawanya ke Pemilu 2016," katanya.Hanson menginginkan pengurangan imigrasi
Senator Hanson sekarang mengatakan bahwa pemerintah tidak berbuat cukup dalam mengurangi utang, dan pemotongan pajak perusahaan tidak akan menciptakan lapangan kerja yang cukup dalam jangka pendek.
Dia juga membuat daftar perubahan besar lainnya yang diinginkan partai ke pemerintah.
Dalam wawancara dengan suratkabar The Australian, Senator Hanson menegaskan kembali dukungan partainya untuk mengubah pajak sumber daya minyak, agar perusahaan besar membayar pajak lebih banyak.
Perubahan pikiran Senator Hanson memusingkan pemerintah, yang gagal meyakinkan senator lintas fraksi untuk mendukung perubahan.
Pemerintah ingin meloloskan UU itu sebelum pengajuan APBN, namun terpaksa menundanya karena senator independen yang baru, Tim Storer, tidak bisa diyakinkan.
Dua senator Centre Alliance (sebelumnya bernama Nick Xenophon Team) juga tidak siap mendukung pemotongan pajak perusahaan saat ini.
Salah satunya, Senator Stirling Griff, mengatakan sejauh ini bukti "jelas menunjukkan bahwa bukanlah waktu yang tepat bagi pemotongan pajak atau pemotongan pajak perusahaan".
Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Dewasa Korban Penganiayaan Daring Meningkat 95 Persen