Jumlah kasus dan kematian per kapita akibat COVID-19 di Australia dalam sepekan terakhir merupakan ketiga tertinggi di dunia dan angkanya terus memburuk.

Angka terbaru menunjukkan lebih dari 12.625 warga Australia meninggal karena COVID, lebih dari 5 ribu orang dirawat di rumah sakit, termasuk 159 di ruang perawatan intensif.

BACA JUGA: SKYE Suites Meraih Trifecta di Ajang Penghargaan Paling Bergengsi

Professor Mike Toole, epidemiolog dari Burnet Institute, mengatakan Australia saat ini mengalami masa pandemi terburuk.

"Sembilan puluh lima persen kasus yang dilaporkan terjadi di tahun 2022," katanya.

BACA JUGA: Pertamina Dukung Percepatan Pemulihan UMKM Setelah Pandemi Covid-19

Professor Toole sudah mempelajari data internasional dan menemukan Australia merupakan salah satu negara dengan jumlah kematian karena COVID tertinggi di dunia per kapita.

"Dalam sepekan terakhir, Australia berada di peringkat ketiga dalam kasus per satu juta penduduk," kata Professor Toole.

BACA JUGA: Kasus Positif Covid-19 di Riau Terus Bertambah, Masyarakat Diminta Disiplin Prokes

"Kita juga berada di peringkat ketiga dalam jumlah kematian per jumlah penduduk, jauh lebih tinggi dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman." Pakar desak warga menggunakan  masker

Keharusan menggunakan masker di tempat-tempat yang berisiko tinggi seperti rumah sakit, fasilitas perawatan lansia atau transportasi umum sudah diterapkan, namun Professor Toole mengatakan hal ini masih belum cukup.

"Kalau kita melihat negara lain, sejumlah negara di Eropa masih menerapkan penggunaan masker yang lebih ketat dibandingkan Australia dan kepatuhannya juga lebih tinggi," katanya.

Professor Toole merujuk penelitian yang dilakukan Burnet Institute yang menunjukkan penggunaan masker meningkat dua kali lipat ketika negara bagian Victoria menerapkan keharusan menggunakan masker di tahun 2020.

"Pesan yang disampaikan saat ini sangat membingungkan," katanya, karena warga Australia tidak mendapatkan pesan yang jelas apakah saat ini masih harus menggunakan masker atau tidak, begitu juga soal tes rapid antigen.

"Kita harus menyampaikan pesan yang lebih jelas bahwa bila kita mengalami gejala sekecil apa pun, lakukan tes antigen."

"Kalau negatif, lakukan PCR untuk memastikannya."

"Hal lain yang perlu dilakukan adalah vaksinasi booster. Dua dosis saja belum cukup."

Kepala Bidang Medis Australia, Paul Kelly, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan petunjuk yang ada sudah jelas bahwa warga harus mengenakan masker di dalam ruangan yang ramai. Beban bagi pekerja kesehatan

Para pekerja kesehatan tampaknya yang paling menanggung beban selama pandemi.

Dengan kasus masih tinggi, termasuk mereka yang harus dirawat di rumah sakit, para dokter dan perawat menjadi lebih sibuk.

Kylie Ward Direktur Eksekutif Ikatan Perawat Australia mengatakan ia sangat prihatin mengenai keadaan para petugas kesehatan.

"Tidak saja mengenai kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dan emosional  mereka yang saya khawatirkan," ujarnya.

"Saya sudah menyampaikan keprihatinan soal stres dan cedera moral yang mereka alami selama ini."

Dia menambahkan para tenaga kesehatan patut mendapatkan simpati mendalam.

"Kita tidak memiliki perawat yang cukup dan mereka yang sudah ada sekarang pasti sudah sangat kelelahan," katanya.

"Jadi tolonglah untuk bersikap sabar, gunakan masker, cuci tangan dan juga tindakan lain untuk memperkecil kemungkinan penyebaran virus."

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News

BACA ARTIKEL LAINNYA... FIBA Asia Cup 2022: 3 Kandidat MVP Muncul, Chris Paul dari Lebanon Favorit

Berita Terkait