Jumlah Pemeriksaan Spesimen di Indonesia Lebih Kecil Dibanding Jepang, Tetapi..

Senin, 29 Juni 2020 – 17:32 WIB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyebutkan, total pemeriksaan spesimen di Indonesia tercatat sebanyak 782.383 orang, hingga data Senin (29/6) pukul 12.00 WIB.

Jika diperincikan, Indonesia telah memeriksa sebanyak 2.779 spesimen persejuta penduduk.

BACA JUGA: 57 Daerah Masih Zona Merah, Ini Perintah Jokowi

"Kalau dikaji dari data spesimen saja, kami telah melakukan pemeriksaan sebanyak 2.779 persatu juta penduduk," kata Yuri, sapaan akrab Achmad Yurianto dalam keterangan resmi yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia, Senin (29/6).

Pemeriksan spesimen di Indonesia ini masih lebih sedikit daripada catatan milik Jepang. Hingga Senin ini, Jepang mencatat pemeriksaan spesimen sebanyak 3.484 persejuta penduduk.

BACA JUGA: Pesan Terbaru Jokowi Untuk Panglima TNI dan Kapolri

"Jepang melakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 3.484 spesimen persatu juta penduduk," beber Yuri.

Namun, kata dia, pemeriksaan spesimen COVID-19 di beberapa daerah lebih banyak dari catatan milik Jepang. Misalnya di Sumatra Barat yang mencatat pemeriksaan 7.168 spesimen persejuta penduduk.

Kemudian, catatan pemeriksaan spesimen di Bali juga lebih tinggi daripada catatan Jepang. Senin ini, pemeriksaan di Bali tercatat 7.151 spesimen persejuta penduduk.

Bagitu pun data Sulawesi Selatan dan Papua yang memeriksa spesimen lebih banyak daripada catatan di Jepang. Masing-masing di dua provinsi itu mencatat pemeriksaan spesimen 5.021 dan 4.436 persejuta penduduk.

"DKI Jakarta 21.406 persatu juta penduduk. Ini jauh di atas rata-rata yang dilakukan Jepang," beber Yuri.

Terdapat beberapa daerah yang pemeriksaan spesimen masih jauh lebih rendah daripada catatan Jepang. Seperti di Sumatra Selatan dan Kalimantan Selatan yang memeriksa masing-masing 2.889 dan 2.281 spesimen persejuta penduduk.

"Kemudian di Jawa Timur baru melakukan 1.428 per satu juta penduduk. Ini artinya perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium berbasis PCR (Polymerase Chain Reaction) yang lebih masif lagi di Jawa Timur," ucap dia.

"Angka ini pedoman kami untuk melakukan pemeriksaan masif pada daerah tertentu yang secara data kami lihat kasusnya signifikan bertambah," pungkas dia. (mg10/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler