jpnn.com, MALANG - Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2017 resmi ditutup pukul 22.00, Selasa (7/3).
Dari data yang masuk, terlihat ada tren penurunan pendaftar di Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Malang (UM), dan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang.
BACA JUGA: Siswa Boleh Memilih Dua PTN
Penurunan secara mencolok terjadi di UIN Maliki Malang. Jika SNMPTN pada 2016 ada 6.402 pendaftar, hingga penutupan Selasa lalu (7/3), total ada 4.418 pendaftar.
Artinya, ada penurunan jumlah hingga 1.984 pendaftar atau 31 persen.
BACA JUGA: Penting Diketahui Pendaftar SNMPTN
Menurut Wakil Rektor I UIN Maliki Malang M. Zainuddin, pengurangan jumlah pendaftar tersebut dikarenakan adanya sistem yang baru ditentukan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dalam SNMPTN.
”Tahun ini, sekolah yang terakreditasi A, persentasenya dikurangi, dari 75 persen menjadi 50 persen,” beber dia.
BACA JUGA: Ingat, Jangan Percaya Calo untuk Masuk PTN
Selanjutnya, dia menyampaikan, tahun ini, UIN Maliki Malang membatasi kuota jalur prestasi, yakni hanya 30 persen.
Jadi, hanya 554 mahasiswa yang bakal diterima dalam jalur SNMPTN.
”Dengan begitu, sejumlah empat ribuan pendaftar tersebut akan memperebutkan 554 kuota di UIN,” imbuh dia.
Jumlah penuruan yang tidak sedikit juga terjadi di UB. Kampus dengan populasi mahasiswa terbesar di Indonesia itu, pada SNMPTN 2016 lalu, terdapat 48.434 jumlah pendaftarnya.
Nah, pada SNMPTN 2017, hanya ada 35.659 pendaftar saja. Artinya, ada pengurangan mencapai 12.775 atau 26 persen dari pendaftar tahun sebelumnya.
Wakil Rektor I Universitas Brawijaya (UB), Prof Dr Ir Kusmartono, menyampaikan, tren penurunan pendaftar itu dikarenakan perubahan kuota akreditasi sekolah.
Jika tahun lalu, sekolah terakreditasi A memiliki kuota hingga 75 persen, tahun 2017 ini dibatasi hanya 50 persen saja.
Padahal, upaya sosialisasi ke sekolah terkait SNMPTN tersebut sudah dilakukan.
”Berkurangnya jumlah pendaftar itu, pasti tidak hanya di UB. Kampus besar lain juga mengalami hal tersebut,” kata dia.
Menurut dia, alasan lain karena UB memangkas kuota penerimaan mahasiswa tahun 2017 ini.
Dari tahun sebelumnya sejumlah 12 ribu, tahun ini menjadi 10 ribu mahasiswa saja.
”Dengan begitu, muncul anggapan bahwa seleksi masuknya bakal lebih sulit ke UB,” imbuh dia.
Guru besar Fakultas Peternakan itu menyatakan, belasan ribu pendaftar tersebut bakal memperebutkan sekitar 3 ribu kuota atau 30 persen dari 10 ribu mahasiswa yang bakal diterima UB pada 2017.
Sementara itu, di UM penurunannya lebih kecil. Jika SNMPTN 2016 lalu ada sejumlah 43.274 pendaftar, tahun 2017 ini hanya 37.472 pendaftar atau turun 5.802 pendaftar atau 13 persen.
Alasan yang sama juga dikemukakan Wakil Rektor I UM Prof Dr Hariyono MPd. Menurut dia, akreditasi SMA menjadi faktor utama. Pada tahun lalu, untuk SMA terakreditasi A, 75 persen siswa terbaiknya bisa mendaftarkan SNMPTN undangan, sedangkan 2017 ini dibatasi menjadi 50 persen.
Untuk sekolah terakreditasi B, 50 persen terbaik di sekolahnya bisa mendaftar, sedangkan 2017 ini hanya 30 persen.
Kemudian, untuk akreditasi C tahun lalu ada 20 persen dan tahun ini hanya 10 persen.
”Jadi kemungkinan, pendaftar lebih besar pada jalur SBMPTN,” kata dia.
Hariyono mengungkapkan, sejumlah 37 ribu pendaftar tersebut bakal memperebutkan 1.975 atau 30 persen kuota yang disediakan UM dari jalur SNMPTN ini. (kis/c3/lid)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilih Fakultas, Ortu Diimbau tak Paksakan Kehendak
Redaktur & Reporter : Soetomo