Jumlah Penderita Covid-19 Meningkat, Belanda Batal Melonggarkan Protokol Kesehatan Ketat

Selasa, 13 April 2021 – 23:28 WIB
Seorang demonstran digigit anjing polisi saat berkelahi dengan polisi selama protes menentang lockdown di Den Haag, Belanda, Minggu (14/3/2021). Foto:REUTERS/Piroschka Van De Wouw/HP/sa/Antara

jpnn.com, DEN HAAG - Pemerintah Belanda diperkirakan akan menunda pelonggaran pembatasan penguncian atau ‘lockdown’ setelah melihat tingkat infeksi COVID-19 yang sangat tinggi dan membebani rumah sakit setempat.

Kantor Perdana Menteri Mark Rutte mengatakan pekan ini masih terlalu dini untuk melonggarkan protokol dan membiarkan banyak orang berkerumun di tempat umum.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Inikah Sosok yang Menjerumuskan SBY? Ancaman Kapolda Jatim, Nama Anies Muncul Lagi

Pihak berwenang berharap bisa membuka kembali kafe dan restoran luar ruangan minggu depan, tetapi kira-kira enam bulan setelah mereka tutup, tingkat infeksi tetap tinggi dan penerimaan perawatan intensif meningkat.

Kebijakan yang berlaku saat ini di Belanda, negara yang telah mencatat 1,3 juta kasus virus corona dan lebih dari 16.700 kematian, mencakup pemberlakuan jam malam pertama sejak Perang Dunia Kedua dan larangan pertemuan publik lebih dari dua orang.

BACA JUGA: Belanda Benar-benar Mengamuk, tak Mau Kendurkan Serangan

Rutte akan mengumumkan keputusan terakhir kabinetnya dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.

Hampir 70 persen dari tempat tidur perawatan intensif Belanda ditempati oleh pasien COVID-19.

BACA JUGA: Indonesia - Belanda Bekerja Sama Dalam Agenda Adaptasi Perubahan Iklim

Pada saat yang sama, asosiasi perhotelan dan walikota dari kota-kota terbesar telah meminta pemerintah untuk mengizinkan bisnis dengan tempat duduk di luar ruangan terbuka untuk pelanggan.

Seperti anggota Uni Eropa lainnya, Belanda lebih lambat dalam meluncurkan program vaksinasi COVID-19 daripada negara-negara seperti Amerika Serikat, Israel, dan Inggris.

Institut Kesehatan Nasional Belanda (RIVM) mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya memperkirakan gelombang ketiga pandemi menurun dari puncak akhir April karena tingkat vaksinasi meningkat. (antara/jpnn)

 

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur : Adil
Reporter : Adil, Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler