Jumlah Penerima Raskin Berkurang

Selasa, 02 April 2013 – 08:26 WIB
KEJAKSAN– Jumlah penerima beras miskin (raskin) Kota Cirebon tahun 2013 berkurang sekitar 20 persen dari tahun sebelumnya. Jika pada tahun 2012 lalu berjumlah 20.622 rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM), tahun ini hanya berjumlah 17.196 RTSPM.

Kepala Seksi Distribusi Pangan Kantor Ketahanan Pangan Kota Cirebon, T Suharto SE mengatakan penurunan angka jumlah penerima raskin sesuai dengan anggaran dari pemerintah pusat. Sehingga menyebabkan jumlah penerima raskin berkurang. Hal ini terjadi hampir rata di semua wilayah, tak terkecuali di Kota Cirebon.

Pria yang akrab dipangil Toto ini membeberkan bahwa data jumlah penduduk miskin sendiri diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang divalidasi oleh Tim Nasional Program Pengurangan Kemiskinan (TNP2K) di bawah komando menkokesra. Setelah data tervalidasi baru didistribusikan ke daerah-daerah melalui pemerintah provinsi masing-masing wilayah.

Menurut Toto,terdapat penurunan yang signifikan mengenai angka jumlah penerima raskin. Namun, sejauh ini pendistribusian sendiri berlangsung lancar di berbagai kelurahan. “Kita berharap pendistribusian bisa berjalan lancar sampai akhir tahun,” katanya kepada Radar (Grup JPNN), Senin (2/4). 

Bahkan jatah bulan april kemarin saja, lanjut Toto dibagikan di bulan akhir Maret. “Ini menandakan bahwa proses distribbusi berjalan lancar, dengan dukungan pembayaran tepat waktu dari masyarakat,” ucapnya.

Karena Berdasarkan aturan Bulog bagi penerima raskin yang belum melunasi pembayaran beras raskin tidak akan didistribusikan sebelum adanya pelunasan.

Harga beras miskin sendiri bisa dibeli dengan harga Rp1.600/kg, dengan jatah beras 15 kg per RTSPM. Dikatakan, dari 22 kelurahan yang ada di Kota Cirebon, Kelurahan Argasunya menempati posisi pertama daftar penerima raskin terbanyak yakni 1.927 RTSPM. Posisi kedua ditempati Kelurahan Pegambiran dengan jumlah penerima 1.719 RTSPM. Sedangkan posisi ketiga diisi Keluarahn Kalijaga dengan jumlah 1.695 RTSPM.

Sementara untuk kualitas beras yang didistribusikan, KKP menjamin kualitas beras aman dikonsumsi oleh masyarakat. Dikatakan, dalam bulan Januari dan Februari mereka telah mendistribusikan jenis beras impor. Sementara pada bulan Maret dan selanjutnya akan didistribusikan beras lokal. “Kita selalu berkoordinasi dengan Bulog mengenai raskin ini. Mereka juga meminta kita untuk mengecek kualitas beras sebelum didistribusikan kepada masyarakat,” katanya.

Masih menurut Toto, ada perbedaan antara beras impor dan beras lokal. Beras impor, jelas Toto, berwarna putih dengan kualitas nasi yang jelek setelah ditanak. Sedangkan beras lokal memiliki warna hitam namun memiliki kualitas nasi yang bagus (setelah ditanak lebih pulen). (jml)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekeluarga Ahmadiyah Masuk Islam

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler