jpnn.com - Susan Soewono merupakan pengusaha di Kota Malang yang dipercaya memproduksi merchandise boneka maskot Asian Games 2018 yang dihelat di Jakarta dan Palembang. Usaha itu dibangun dengan kerja keras, tidak mudah.
SANDRA DESI CAESARIA & IMAM NASRODIN
BACA JUGA: Wow, Peraih Emas Silat Lamar Kekasih Saat Acara Live di TV
Lokasi produksi Istana Boneka yang ada di Jalan Tenaga Baru 4 No 15B, Blimbing, Kota Malang itu tampak dari luar, sama dengan bangunan di sisi kanan dan kirinya. Ada gerbang setinggi 2 meter dengan pos satpamnya.
Saat wartawan Radar Malang (Jawa Pos Group) bertandang ke lokasi produksi, tampak ribuan boneka berbagai macam ukuran tertata di atas meja. Antara lain, burung cendrawasih, badak bercula satu, dan rusa bawean.
BACA JUGA: Peraih Medali Emas Iran Kagum Melihat Suporter Indonesia
Ya, dalam gelaran olahraga terakbar di Asia tersebut, Kota Malang tak hanya menyumbangkan atlet, tapi juga memperoleh kepercayaan untuk memproduksi maskot resmi Asian Games 2018.
Seorang wanita berumur datang menyambut ramah kedatangan wartawan Radar Malang dan mempersilahkan masuk ke ruang produksi. Dialah Susan Soewono, owner Istana Boneka.
BACA JUGA: Rahasia Zohri dkk Sukses Ukir Sejarah di Asian Games 2018
“Kepercayaan membuat merchandise resmi Asian Games tersebut bukan hal mudah. Tapi butuh perjuangan dan kerja keras,” ungkap perempuan kelahiran 6 Agustus 1963 ini.
Terutama dalam menjaga kualitas produk dan bahan baku. Bahkan, tahun lalu Susan juga diundang untuk mengikuti pameran oleh Kementerian Perdagangan RI.
Dia menuturkan, jika salah satu kunci sukses usahanya agar tetap bisa eksis hingga adalah pada kreativitas dan inovasi produk. Hal ini yang selalu ditekankan saat dia mulai merintis usaha kreatifnya ini pada tahun 2.000 silam. “Sekarang eranya anak zaman now, jadi harus kreatif dan inovatif produknya,” imbuh mantan guru balet ini.
Susan mengisahkan bagaimana proses dia memperoleh project bergengsi ini, “Sejak Mei lalu, kami dipercaya dan dapat lisensi untuk produksi merchandise resmi Asian Games,” ujar Susan.
Dia menceritakan, saat itu timnya mengirimkan sampel boneka ke pihak yang mempunyai lisensi dari official Asian Games, yaitu PT Madona. Pengiriman sampel boneka tersebut dinilai layak dan langsung diminta untuk produksi. “Waktu itu (bulan Mei), sampel (boneka) yang kami kirimkan ukurannya 1,5 meter,” ucapnya.
Pemilihan Istana Boneka sebagai partner resmi untuk memproduksi maskot bukan tanpa alasan. Karena selain kualitasnya bagus, produk-produk Istana Boneka sudah mendapatkan lisensi resmi dari Disney, alias berstandar internasional.
Lisensi ini didapatkan dari Disney sejak lima tahun lalu. Dimana ada tiga hal yang harus dipenuhi untuk mendapatkan lisensi tersebut, yaitu aman untuk anak, bagian boneka aman (jika tak sengaja ‘dimakan’ anak) dan produknya bisa dicuci.
“Sejak lima tahun lalu, produk kami memang sudah mendapatkan lisensi dari Disney. Secara otomatis produknya diakui internasional,” terangnya.
Usai project diperoleh, dia dan tim harus kerja keras untuk memenuhi permintaan boneka maskot dari panitia resmi Asian Games. Jumlahnya tak tanggung-tanggung, total sekitar 60 ribu unit.
Jumlah ini untuk boneka berbagai ukuran, yaitu 8 inc, 10 inc dan boneka totem serta gantungan kunci. Untuk mengerjalan ini “Total ada 300 karyawan yang mengerjakan khusus atribut Asian Games ini,” ungkapnya.
Dengan jumlah karyawan tersebut, pihaknya mampu memproduksi sekitar 2.000-3.000 maskot tiap hari. Namun, beberapa hari lalu panitia meminta produk maskot tambahan lagi.
Yaitu sekitar 3.000 unit maskot Asian Games. Sehingga, pihaknya juga harus kerja lembur, yaitu pada Sabtu biasanya pulang pukul 12.00, menjadi pukul 16.00 WIB. “Teman-teman harus tambah jam kerja. Karena ada permintaan tambahan,” ujarnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga memproduksi maskot Asian Games dengan ukuran relatif raksasa. Yaitu 1,5 meter, 2 meter dan 5 meter. Khusus untuk ukuran 5 meter ini ditempatkan sangat spesial. “Yang ukuran 5 meter ditaruh di istana negara,” imbuhnya.
Hanya saja, semua produk yang berbau Asian Games tidak bisa dijual di 41 gerai Istana Boneka yang tersebar di pulau Jawa dan Bali. Hal ini memang sudah kesepatakan dengan panitia.
Sehingga, warga Malang Raya jika menginginkan maskot tersebut, harus datang langsung ke Jakarta dan Palembang. “Kami nggak bisa jual, hanya memproduksi saja,” ujarnya.
Selain maskot Asian Games, pihaknya juga pernah memproduksi maskot gelaran olahraga PON (pekan olahraga nasional). Hal ini didapatkan karena pihaknya berani menjamin produknya, yaitu menggaransi ‘seumur hidup’ boneka. “Kenapa kami berani garansi seumur hidup, karena kualitasnya terjamin,” tandasnya.
Dia juga mengatakan, dalam proses pembuatan maskot tersebut juga tidak mengalami hambatan berarti. Namun, terkadang harus kejar tayang jika hologram dari panitia tibanya di Kota Malang mendadak.
“Relatif lancar prosesnya, yang harus kerja lebih keras saat hologram dari panitia datangnya mepet. Karena produk resmi harus ada hologramnya,” ujarnya.
Lebih lanjut Susan menyatakan, sebagai brand boneka ternama, dia tak menampik bahwa di pasaran banyak beredar produk palsu. Bahkan, dia menyebut, ada 88 pelaku usaha yang membajak produk Istana Boneka.
Bukannya kesal, Susan justru senang ketika produknya banyak dibajak. ”Sebab, itu membuktikan kalau kami ini brand leader-nya,” katanya.
Lalu, bagaimana membedakan produk yang asli dengan produk palsu. Selain anjuran untuk membeli di gerai resmi, customer juga harus memperhatikan label di bagian belakang boneka.
Label yang asli, kata dia, bisa digunakan customer sebagai garansi. ”Jika boneka rusak, bisa diganti ke Istana Boneka untuk diganti. Gratis,” ujarnya. (im/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi dan Prabowo: Semuanya Untuk Indonesia
Redaktur & Reporter : Soetomo