jpnn.com, JAKARTA - Direktur Presidential Studies Decode UGM Nyarwi Ahmad menilai kepemimpinan PAN di bawah Zulkifli Hasan perlu dievaluasi mengingat partai tersebut menunjukkan hasil kurang memuaskan di Pemilu 2019.
Ahmad menganggap kepemimpinan Zulkifli Hasan di partai itu tidak patut untuk diperpanjang lima tahun ke depan.
BACA JUGA: Zulkifli Hasan Terbirit-Birit Bawa Palu Sidang Rapat PAN? Begini Kesaksian Yandri Susanto
"Jika PAN masih dalam kepemimpinan Zulkifli Hasan, besar kemungkinan tingkat perolehan suara dan kursi di parlemen tidak akan banyak mengalami peningkatan. Sepertinya PAN akan begitu begitu saja, tidak banyak berubah," kata Nyarwi saat dikonfirmasi, Selasa (7/1).
Pada Pemilu 2014, PAN memperoleh 49 kursi sedangkan Pemilu 2019, hanya mendapat 44 kursi DPR.
BACA JUGA: 35 DPD PAN Se-Jateng Dukung Mulfachri Harahap Jadi Ketua Umum
Lalu di daerah pemilihan Jawa Tengah, PAN tidak mendapatkan satu kursi pun untuk DPR RI. PAN hanya mampu meraih 832.010 suara di seluruh Dapil Jawa Tengah.
Sementara itu, di Dapil Jawa Timur, kursi PAN di DPR RI hilang dua, alhasil hasil elektoral PAN di Pemilu 2019 tidak memuaskan.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Bu Mega Singgung Nama Anies Baswedan dan Keributan di Natuna
Oleh karena itu, Nyarwi mengatakan apabila kepemimpinan Zulkifli tetap dipertahankan, maka suara PAN di Pemilu 2024 tidak akan meningkat dan justru terancam menurun lagi seperti di Pemilu 2019.
Pelaksanaan Munas PAN 2020, menurut Nyarwi, menjadi momentum partai berbasis massa Muhammadiyah itu mencari figur pimpinan baru yang mampu meningkatkan suara partai di Pemilu 2024.
Figur PAN ke depan, menurutnya, harus mampu merespons perkembangan zaman dengan bekal pengetahuan terkait strategi organisasi dan marketing politik yang canggih agar basis massa PAN tidak runtuh.
"Zulkifli Hasan tidak cukup berhasil dalam memperluas tingkat pengaruh dan perolehan suara PAN dalam Pemilu Legislatif 2019," kata Nyarwi. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga