BOGOR - PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) akan memberlakukan sistem penarifan baru pada perjalanan KRL di Jabodetabek.
Sistem penarifan stasiun itu diberlakukan bersamaan dengan penerapan E-Ticketing pada KRL yang direncanakan pada awal Juni 2013.
"Mulai pertengahan April sampai akhir Mei kami sosialisasikan sistem E-Ticketing di 61 stasiun. Pada Juni kami terapkan tarif per jarak dan kereta ekonomi ditiadakan. Jadi, semua satu kelas yaitu commuter line saja," ujar Manager Komunikasi KCJ, Eva Khairunnisa, kemarin.
Eva menambahkan, penentuan besaran tarif dilakukan melalui penghitungan tarif minimal, yaitu, lima stasiun pertama dengan harga misal Rp3 ribu. Selanjutnya, penarifan dihitung per tiga stasiun, misalnya dengan harga Rp1 ribu.
"Kalau untuk tarif pastinya masih dibahas. Gambaran umumnya seperti itu. Jadi, tiket yang dibayar penumpang sesuai dengan jarak," katanya.
Dengan E-ticketing, sambung dia, penumpang tidak mungkin dapat berbuat curang. Sebab, ketika naik dan turun harus menggesekkan kartu E-Ticketing. "Kalau nanti ada yang curang alarm akan berbunyi," paparnya.
E-ticketing juga mengenakan sistem saldo yang bisa diisi ulang. Dengan sistem baru itu warga akan semakin banyak menggunakan kereta, sebagai alat transportasi.
Sementara itu, Kepala Stasiun Bogor Iwan Rianto mengaku, belum mengetahui secara rinci penerapan E-Ticketing yang akan dilakukan, karena penerapan program ini baru akan dilaksanakan.
“Secara garis besar memang akan ada pemberlakukan seperti itu, namun lebih dalamnya seperti apa belum ada pemberitahuan dari pusat,” ungkapnya.
Iwan menambahkan, baru besok (hari ini, red) ada rapat pembahasan mengenai E-Ticketing, untuk jalur lintas Tanggerang oleh pemerintah pusat. Sedangkan untuk Bogor-Jakarta belum ada informasi kapan pemberlakuannya.(ram/bac)
Sistem penarifan stasiun itu diberlakukan bersamaan dengan penerapan E-Ticketing pada KRL yang direncanakan pada awal Juni 2013.
"Mulai pertengahan April sampai akhir Mei kami sosialisasikan sistem E-Ticketing di 61 stasiun. Pada Juni kami terapkan tarif per jarak dan kereta ekonomi ditiadakan. Jadi, semua satu kelas yaitu commuter line saja," ujar Manager Komunikasi KCJ, Eva Khairunnisa, kemarin.
Eva menambahkan, penentuan besaran tarif dilakukan melalui penghitungan tarif minimal, yaitu, lima stasiun pertama dengan harga misal Rp3 ribu. Selanjutnya, penarifan dihitung per tiga stasiun, misalnya dengan harga Rp1 ribu.
"Kalau untuk tarif pastinya masih dibahas. Gambaran umumnya seperti itu. Jadi, tiket yang dibayar penumpang sesuai dengan jarak," katanya.
Dengan E-ticketing, sambung dia, penumpang tidak mungkin dapat berbuat curang. Sebab, ketika naik dan turun harus menggesekkan kartu E-Ticketing. "Kalau nanti ada yang curang alarm akan berbunyi," paparnya.
E-ticketing juga mengenakan sistem saldo yang bisa diisi ulang. Dengan sistem baru itu warga akan semakin banyak menggunakan kereta, sebagai alat transportasi.
Sementara itu, Kepala Stasiun Bogor Iwan Rianto mengaku, belum mengetahui secara rinci penerapan E-Ticketing yang akan dilakukan, karena penerapan program ini baru akan dilaksanakan.
“Secara garis besar memang akan ada pemberlakukan seperti itu, namun lebih dalamnya seperti apa belum ada pemberitahuan dari pusat,” ungkapnya.
Iwan menambahkan, baru besok (hari ini, red) ada rapat pembahasan mengenai E-Ticketing, untuk jalur lintas Tanggerang oleh pemerintah pusat. Sedangkan untuk Bogor-Jakarta belum ada informasi kapan pemberlakuannya.(ram/bac)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Geber Pondasi Jalan Layang
Redaktur : Tim Redaksi