jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno merespons tudingan jurnalis sekaligus kolumnis kondang John McBeth yang dalam artikelnya menyebut Presiden Joko Widodo melakukan pencitraan dengan strategi asap dan cermin. Hendrawan menegaskan, pencitraan memang diperlukan.
"Kalau citranya jelek, melamar saja ditolak calon mertua. Pencitraan itu sangat penting," kata Hendrawan di gedung DPR, Jakarta, Rabu (31/1).
BACA JUGA: Ogah Setujui Keinginan Fadli Zon soal Jokowi Satu Periode
Yang perlu dipertanyakan, kata Hendrawan, adalah sumber pencitraannya. Menurutnya, harus ada pembedaan antara pencitraan dari kerja nyata dan prestasi yang betul-betul terukur dengan membangun citra yang hanya untuk bergaya. "Itu harus dibedakan," tegasnya.
Yang jelas, kata dia, pencitraan sangat penting. Kalau citra buruk, maka akan butuh waktu untuk memperbaikinya.
BACA JUGA: Menteri PUPR Bekali Calon Kada PDIP dengan Jurus Padat Karya
"Reputasi itu proses dibangunnya sangat lama, tapi sangat mudah retak," jelasnya.
Karena itu Hendrawan menyebut McBeth hanya mencari sensasi. Bahkan, guru besar ilmu ekonomi itu mencurigai McBeth hendak menjual jasanya di Indonesia dengan menyasar pihak-pihak yang menjadi oposan bagi pemerintahan Presiden Jokowi.
BACA JUGA: Ada Menteri mau Rangkap Jabatan Lagi? Begini kata Johan Budi
"Supaya apa, supaya pelanggannya di pasar Indonesia meningkat. Pasar oposisi kan cukup besar di sini. Pakai hitung-hitungan daganglah," katanya.
Seperti diberitakan, McBeth menulis artikel berjudul Widodo's Smoke and Mirrors Hide Hard Truths di media daring Asia Times edisi 23 Januari 2018. Kolumnis asal New Zealand menyebut pencitraan yang dilakukan Presiden Jokowi juga difasilitasi sebagian besar media di Indonesia.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Imami Salat di Afghanistan, Ini Kata Fadli dan Fahri
Redaktur & Reporter : Boy