Jurus Ridwan Kamil Atasi Banjir di Jawa Barat

Kamis, 11 Februari 2021 – 00:26 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Foto: Fathan Sinaga/JPNN

jpnn.com, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, pemprov sedang menyiapkan 12 proyek yang digagas untuk mengatasi banjir di wilayah Jabar.

"Ada sekitar 12 pekerjaan yang berhubungan dengan banjir sedang berproses. Salah satu yang sudah selesai, walaupun bukan di Pantura adalah Penyodetan Cisangkuy, anak sungai yang ke Citarum. Ini mungkin dalam waktu dua minggu akan kita resmikan bersama pak menteri," kata Ridwan Kamil di Bandung, Rabu (10/2).

BACA JUGA: Ridwan Kamil: Saya Titip kepada Pak Bupati

Kang Emil mengatakan, berbagai upaya sudah dilakukan oleh Pemprov Jabar untuk mengatasi masalah banjir, hanya ada yang sedang berproses ada yang belum.

"Saya kira itu secara umum. Saya minta kita siaga satu kepada kabupaten/kota yang sedang mendapat musibah bencana alam," katanya.

BACA JUGA: Kapolda Papua Dapat Tugas Khusus dari Kapolri, Tambah Pasukan, Laksanakan!

Kang Emil mengatakan, upaya jangka menengah berupa solusi mengatasi banjir sudah disiapkan dan sudah dikerjakan dan yang sudah konkret ialah Bendungan Sadawarna.

"Itu sudah 50 persen seperti yang saya posting. Kemudian ada Bendungan Cipunegara dan Bendungan Cibeet ini masih berproses," kata dia.

BACA JUGA: Sssst, Pengakuan Ridho Rhoma kepada Polisi soal Pemasok Ekstasi

Menurut dia, fenomena alam La Nina mempergaruhi perubahan iklim di Indonesia sehingga ada curah hujan yang sangat besar dan ekstrem sampai pertengahan Februari 2021 bahkan mungkin bisa sampai akhir Februari.

Hal ini, kata Kang Emil, yang mendampaki selama seminggu ini terjadi volume air hujan yang luar biasa di Jawa Tengah, Utara Jawa Barat dan DKI Jakarta.

"Kalau Bandung Raya kan tidak terdengar yah, menurut BMKG hujannya baru Maret (atau) April. Nah kalau yang Pantura itu sekarang," kata dia.

Dia mengatakan, musim hujan dengan cuaca ekstrem selalu berujung pada tingginya potensi bencana alam seperti banjir dan longsor kemudian ada potensi pergerakan tanah seperti yang terjadi di lajur Jalan Tol Cipali Kilometer 122.

"Longsor itu bisa bukit luruh ke bawah seperti bencana longsor di Sumedang, atau karena air pergerakan tanah yang menimpa di ruas Tol Cipali. Saya kira tinggal diperbaiki saja,” kata dia. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler