Jutaan Anak Mati Karena Kurang Gizi

Jumat, 07 Juni 2013 – 10:25 WIB
LONDON--Hampir separuh anak di bawah usia lima tahun meninggal di seluruh dunia setiap tahun disebabkan  kekurangan gizi. Angka ini dilaporkan terus meningkat.

Kajian yang diterbitkan di jurnal majalah kedokteran terkemuka di dunia yang terbit di Inggris "The Lancet" menunjukkan lebih dari tiga juta anak meninggal akibat dampak kekurangan gizi, terutama di kawasan Afrika dan Asia.

Angka kematian akibat kekurangan gizi ini terus bertambah dibandingkan dengan penyebab kematian lain seperti malaria dan HIV. Data tersebut mengukuhkan kekhawatiran selama ini bahwa angka kematian balita akibat kekurangan gizi ratusan ribu lebih banyak setiap tahun dari perkiraan sebelumnya.

Laporan ini dikeluarkan menjelang pertemuan internasional KTT G8 dari negara-negara industri pada 17 Juni yang salah satunya membahas tambahan bantuan dana peningkatan gizi untuk pertumbuhan akhir pekan ini yang dipimpin Perdana Menteri Inggris David Cameron.

Para pegiat mendesak pemerintah di negara-negara kaya bersedia mengeluarkan dana tambahan satu miliar dolar setiap tahun untuk menangani dampak dari kekurangan gizi. Pasalnya, kekurangan gizi membuat pertumbuhan anak terganggu dan juga mengancam kesehatan para ibu yang tengah mengandung.

Menurut Guardian (6/6),  tulisan di jurnal The Lancet juga menyebutkan perubahan pola makan dan aktivitas fisik membuat obesitas juga muncul di negara-negara miskin. Akibatnya muncul dua persoalan yang hampir bersamaan, kekurangan gizi dan obesitas di negara-negara yang tidak memiliki anggaran besar di sektor kesehatan.

"Laporan Lancet mengejutkan kita akankebenaran baru: undernutrisi merupakan ancaman bahkan mematikan untuk kelangsungan hidup anak-anak," kata Molly Kinder, Direktur Kebijakan Pertanian dan Gizi,  salah satu kelompok anti-kemiskinan.

"Fakta-fakta ini mengkhawatirkan dan tak terbantahkan. Kekurangan gizi menjadi penyebab utama kematian anak-anak," lanjutnya.

Temuan ini memperkuat bukti bahwa nutrisi yang baik adalah kunci dasar dari berbagai macam tujuan pembangunan, dan karenanya dorongan untuk meningkatkan gizi  lebih kuat daripada sebelumnya.

"Negara-negara yang tidak akan mampu keluar dari kemiskinan atau mempertahankan kemajuan ekonominya tidak mampu mencapai keamanan gizi yang diperlukan untuk kehidupan sehat dan produktif," kata Profesor Robert Black, dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, yang memimpin penelitian Lancet.

Sebelumnya, bantuan untuk kebutuhan pemenuhan nutrisi dari negara-negara maju di Afrika pada 2011 mencapai USD 418 juta atau sekitar 0.4 persen dari jumlah bantuan untuk pembangunan. Karenanya, pada pertemuan puncak yang berlangsung Sabtu ini diharapkan ada suntikan dana baru dari negara donor yang komitmen untuk negara-negara miskin.

Brasil menjadi menjadi salah satu kisah sukses dalam mengurangi kekurangan gizi. Daniel Balaban Silva, Direktur Program Pangan Dunia PBB yang terlibat dalam kebijakan nutrisi Brasil, menekankan bahwa kelaparan dan gizi buruk adalah masalah politik, bukan hanya ekonomi.

"Ketika negara memiliki kemauan politik untuk mengatasi kekurangan gizi, itu bisa dilakukan, misalnya di Rwanda," katanya.

Balaban menunjukkan "program makanan di sekolah" merupakan kunci keberhasilan Brazil dalam menanggulangi malnutrisi. Yang terlibat tidak hanya Departemen Pendidikan, tetapi juga kerja sama antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan dan Pembangunan Sosial. (Esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... TNI di Lebanon Pamer Panser Pindad

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler