Jutaan Umat Hindu Berencana Mandi di Sungai Gangga, Pemerintah India Panik

Minggu, 21 Maret 2021 – 21:53 WIB
Puluhan ribu umat Hindu mencebur ke sungai Gangga dalam perayaan Kumbh Mela atau festival kendi di India. Foto: Reuters

jpnn.com, NEW DELHI - Kementerian Kesehatan India memperingatkan bahwa festival Hindu yang dihadiri umat dalam jumlah besar dapat meningkatkan kasus virus corona. Selama empat bulan terakhir, negara tersebut terus mencatat infeksi baru dalam jumlah besar.

Kementerian mengatakan hingga 40 orang telah dites positif COVID-19 di sekitar situs perayaan Mahakumbh yang dimulai bulan ini dan baru akan mencapai puncaknya pada April mendatang.

BACA JUGA: Amazon Meminta Maaf Tanpa Syarat kepada Umat Hindu

Festival ini hanya diadakan setiap 12 tahun sekali. Jutaan umat Hindu diperkirakan akan memadati situs tersebut bulan depan, karena mandi di sungai Gangga selama periode ini diyakini dapat membebaskan orang dari dosa dan membawa keselamatan dari siklus hidup dan mati.

Dalam sebuah surat kepada pemerintah negara bagian Uttarakhand, tempat Haridwar berada, kementerian tersebut mengatakan kepada pihak berwenang setempat bahwa pengujian virus corona harian terhadap 55.000 orang di Haridwar tidak cukup mengingat perkiraan banyaknya jumlah peziarah, dan kasus-kasus itu sudah meningkat.

BACA JUGA: Tokoh Agama Hindu Surabaya Percaya Eri Cahyadi Bisa Mewarisi Toleransi Bu Risma

"Tingkat kasus positif ini berpotensi dengan cepat berubah menjadi peningkatan kasus, mengingat banyaknya peziarah yang diperkirakan hadir selama Kumbh," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, mengutip surat itu.

"Saat ini lebih dari 12 negara bagian di India telah menunjukkan lonjakan kasus COVID-19 selama beberapa minggu terakhir, dan peziarah yang diperkirakan mengunjungi Haridwar selama Kumbh Mela juga bisa berasal dari negara-negara bagian ini."

BACA JUGA: Komunitas Umat Hindu Sebut Bu Risma Contoh Pemimpin Untuk Semua Umat

Pemerintah Uttarakhand mengatakan telah mewajibkan pemakaian masker bagi pemeluk (Hindu), akan mendistribusikan jutaan masker secara gratis dan juga terus menjaga area publik bersih, selain dari mengikuti aturan yang ditetapkan oleh pemerintah federal.

India melaporkan 43.846 kasus baru virus corona dalam 24 jam terakhir, dengan negara bagian terkaya Maharashtra lagi-lagi menyumbang sekitar 60% dari infeksi.

Kematian meningkat sebanyak 197, tertinggi dalam lebih dari dua bulan, menjadi 159.755, data dari kementerian kesehatan menunjukkan.

Kasus baru COVID-19 India memuncak pada hampir 100.000 per hari pada September, dan terus menurun hingga akhir bulan lalu.

Tapi sekarang lima negara bagian - Maharashtra, Punjab, Karnataka, Gujarat dan Madhya Pradesh - menyumbang hampir 78% dari kasus baru. Maharashtra, rumah bagi ibu kota keuangan India, Mumbai, sendiri melaporkan 27.126 kasus dan 92 kematian.

Ketika kasus meningkat, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi telah dikritik karena mengekspor lebih banyak vaksin daripada jumlah orang yang diinokulasi di dalam negeri sejauh ini.

Di bawah tekanan untuk meningkatkan pasokan lokal, Serum Institute of India telah memberi tahu Brazil, Arab Saudi, dan Maroko bahwa pengiriman dosis lebih lanjut vaksin AstraZeneca kepada mereka akan ditunda.

India sejauh ini telah menyumbangkan 8 juta dosis dan menjual hampir 52 juta dosis ke 75 negara. India telah memberikan lebih dari 44 juta dosis sejak memulai kampanye imunisasi pada pertengahan Januari. (ant/dil/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler