jpnn.com - JAKARTA – Voters yang tergabung dalam Kelompok 85 (K-85) punya pendapat berbeda-beda terkait keputusan Executive Commitee (Exco) PSSI yang memundurkan jadwal kongres dari 17 Oktober menjadi 10 November.
Presiden Persija Jakarta, Ferry Paulus misalnya yang mengatakan bahwa, apa yang sudah diputuskan oleh Exco PSSI tersebut sudah sangat bijak.
BACA JUGA: Jangan Lagi Panggil Marc Marquez Si Bayi Alien!
Sebab, lanjut Ferry, sudah sesuai dengan arahan yang diberikan oleh FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional). “Yang diputuskan oleh Exco PSSI itu sudah benar,” kata Ferry.
Hanya saja, pria yang juga mantan Exco PSSI itu menyebutkan bahwa, PSSI sudah harus berkomitmen melaksanakan keputusan tersebut.
BACA JUGA: FIFA Balas Surat PSSI, Intinya Setuju Ditunda
Artinya, kongres untuk memililih kepengursan baru di PSSI itu sudah harus digelar sesuai dengan kesepakatan itu.
“Karena FIFA tidak akan lagi berkompromi untuk kali kedua,” tegasnya. Persija juga termasuk dalam K-85.
BACA JUGA: Inilah Nama Pemain yang Diincar Indra Sjafri, Siapa?
Nah, bila Ferry mendukung keputusan Exco PSSI tersebut, lain halnya dengan G.H Sutejo, yang tidak lain adalah sekretaris K-85.
Sutejo mengatakan bahwa Exco PSSI tidak utuh memahami arahan dari FIFA tersebut. Sebab, lanjut dia, surat dari FIFA itu menyarankan PSSI untuk segera menggelar kongres tidak lebih dari 10 November.
“Artinya, lebih cepat lebih bagus. Bukan harus menunggu sampai tanggal 10 November lagi,” kata pria yang juga ketua Asosiasi Pelatih Seluruh Indonesia itu.
“Kami akan meminta Exco PSSI untuk segera mengubah keputusan mereka. Sebagai pemberi mandat, mereka seharusnya mendengar masukan dari kami,” timpal dia.
Di sisi lain, salah satu anggota Exco PSSI, Tony Apriliani mengatakan, keputusan mereka untuk menggelar kongres di Jakarta pada 10 November tersebut sudah harga mati.
Artinya, sudah tidak bisa lagi dipercepat apalagi dimundurkan. “Karena ini sudah arahan dari FIFA. Kami berharap para voters bisa bersabar. Toh, tinggal beberapa minggu lagi,” kata Tony.
Sebagai catatan, kontroversi lokasi kongres tersebut sudah berlangsung sejak 9 September lalu.
Itu setelah Menpora merekomendasikan PSSI untuk menggelar kongres di Jogjakarta. Bukan di Makassar seperti yang diputuskan oleh Exco PSSI dalam Kongres Luar Biasa di Jakarta, 3 Agustus lalu.
PSSI yang ngotot menggelar kongres itu di Makassar kian terjepit setelah keputusan Makassar itu mendapat resistensi dari mayoritas voters yang tergabung dalam K-85.
K-85 lebih memilih mengikuti pemerintah dengan menggelar kongres di Jogjakarta. Apalagi, pihak Mabes Polri juga mengeluarkan izin kongres di Jogjakarta, bukan di Makassar. (ben/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Surat Terbuka Warga Makassar untuk Menpora jadi Viral di Medsos
Redaktur : Tim Redaksi