jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 15 ton bawang dan cabai yang dijual dengan harga Rp 32 ribu per kilogram dan aneka cabai dijual Rp 59 ribu perkilogram di Toko Tani Indonesia Center (TTIC) Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan kegiatan ini merupakan upaya pemerintah dalam menyiapkan pangan murah dan berkualitas untuk kebutuhan warga Jakarta.
BACA JUGA: Kunjungi TTIC Makassar, Mentan SYL Ajak Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan
Menurutnya, semua produk horti di TTIC adalah hasil panen petani di kawasan food estate Temanggung dan Wonosobo.
"Saya kira apa yang kami lakukan ini adalah perintah negara, inilah yang diminta Presiden Jokowi untuk mengedepankan kepentingan negara, bangsa, dan rakyat," ujar SYL, Minggu (19/6).
BACA JUGA: Mentan Syahrul Pantau Aktivitas Pasar Murah TTIC
Mentan mengatakan semua produktivitas hortikultura saat ini dalam keadaan cukup.
"Tidak ada kekurangan apalagi kelangkaan," bebernya.
BACA JUGA: Kementan Bakal Tambah Fasilitas Pendingin di TTIC pada 2020
Namun, masalah harga memang bukan menjadi ranah kebijakannya, akan tetapi semua kepentingan rakyat harus menjadi tanggung jawab bersama.
"Sifat bawang dan cabai itu fluktuasi. Nah saat ini alhamdulillah kalau naik, artinya petani suka. Tetapi ingat, kita juga harus sama-sama mikir negara ini," katanya.
Mentan berharap masyarakat tetap tenang karena pemerintah terus bekerja menyediakan kebutuhan bahan pokok.
TTIC hadir sebagai solusi atas persoalan harga yang saat ini mengalami kenaikan.
"Khusus untuk DKI saya minta ada lima titik pelayanan pasar murah. Minimal kita ikut berkontribusi menyediakan pangan berkualitas. Ayam dan daging di tempat ini juga jangan tidak ada. Dan ingat, semua boleh dibeli melalui gojek/grab," katanya.
Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan terus menyiapkan 12 kebutuhan bahan pokok mulai dari hulu sampai hilir.
Dia mengatakan titik hulu dilakukan di kawasan food estate dan hilir dilakukan bersama mitra lainnya.
"Alhamdulillah sekarang hasilnya bisa kita lihat di sini seperti apa dan ini mendukung kegiatan-kegiatan dalam hal menjaga pangan kita khususnya bawang merah dan cabai agar tetap stabil," ucapnya.
Menurutnya, khusus untuk bawang merah dan cabai data yang tercatat saat ini terjadi anomali.
"Memang banyak lahan-lahan khusus yang di dataran rendah ini mengalami serangan organisme pengganggu tanaman," katanya.
Namun, Kementan sudah mempersiapkan langkah lanjutan untuk pengendalian serangan hama dan penyakit jamur. Tercatat lebih dari 2.000 hektare yang sudah mendapat penanganan secara cepat dan terukur.
Oleh karena itu, beberapa wilayah yang mereka daripada berisiko karena hujan yang cukup deras, sehingga mereka menanam dengan tanaman selain bawang merah.
"Yang pasti kondisi anomali yang ada sekarang ini menyebabkan beberapa daerah (dataran rendah) yang biasa menananam cabai, ini beralih ke tanaman yang lebih adaktif pada kondisi hujan, lebih adaktif dalam kondisi air," kata Prihasto. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul