Kabar Baik, Obat dari Israel Ini Tampak Manjur untuk Pasien Corona

Kamis, 16 April 2020 – 00:11 WIB
Ilustrasi penanganan pasien virus Corona. Foto: Antara

jpnn.com, TEL AVIV - Kabar baik soal obat untuk pasien COVID-19 datang dari Israel. Ada dua pasien COVID-19 di Israel yang menunjukkan perkembangan signifikan setelah diberi obat bernama opaganib buatan RedHill Biopharma Ltd.

Laman Jerusalem Post mengabarkan, RedHill memberikan obat eksperimen itu kepada dua pasien COVID-19 pada pekan lalu. Menurut perusahaan biofarmasi Israel itu, pasien yang diberi opaganib menunjukkan perkembangan signifikan hanya dalam beberapa hari.

BACA JUGA: Tiongkok Ajak ASEAN Menciptakan Obat Virus Corona

"Kami sangat terdorong temuan awal yang menunjukkan perbaikan klinis pada pasien pertama COVID-19 yang diobati dengan opaganib,” ujar Mark L. Levitt, MD, Ph.D selaku direktur medis di RedHill.

Kedua pasien itu semula menderita gejala pernapasan akut akibat terinfeksi SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab COVID-19. Meskipun sudah dalam perawatan intensif, kedua pasien itu mengalami hipoksia sehingga membutuhkan oksigen tambahan.

BACA JUGA: Ada Virus Corona di Tinja, Kentut Bisa Tularkan COVID-19?

Selain itu, limfosit kedua pasien juga rendah. Namun, pengobatan menggunakan opaganib pada kedua pasien itu ternyata mujarab.

“Harapan kami adalah bahwa mekanisme unik dari opaganib dengan aktivitas antivirus dan anti-inflamasi akan membantu para pasien COVID-19 mengurangi peradangan paru-paru, dengan demikian mencegah penyakit berkembang ke tahap yang membutuhkan ventilasi mekanis,” tutur Levitt.

Opaganib merupakan entitas kimia baru untuk melawan virus, kanker dan inflamasi. Obat itu dikonsumsi secara oral.

Memang, pasien COVID-19 yang menunjukkan perkembangan signifikan itu tidak hanya diobati dengan opaganib. Sebab, mereka juga diberi obat standar untuk COVID-19, termasuk hidroksiklorokuin.

Walakin, Levitt mengharapkan opaganib bisa digunakan secara luas bagi pasien COVID-19. “Kami berkomitmen untuk memperluas ketersediaan opaganib di bawah compassionate use (pengobatan menggunakan obat yang tidak sah, red) pada rumah sakit dan negara-negara serta berharap pengbatan ini berpotensi menguntungkan pasien COVID-19,” tutur Levitt.(ara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler