jpnn.com, SAMARINDA - Mobil yang ditumpangi DA (17) dan DL (9) melaju ke RSUD AW Sjahranie, Samarinda, Jumat (12/5).
DA dan DL adalah korban pedofilia yang dilakukan AG. AG merupakan ayah DA sekaligus paman DL.
BACA JUGA: Kondisi Anak Korban Live Streaming Seks Ayah Bikin Mengelus Dada
DA dan DL menjalani visum di rumah sakit pelat merah itu. mereka ditemani tiga polisi wanita (polwan) berpakaian sipil dari Polres Kutai Kartanegara (Kukar).
Ibu DA turut mendampingi. Sampai di rumah sakit mereka disambut dua anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) Perlindungan Anak, Dinas Sosial (Dissos) Kaltim.
BACA JUGA: 4 Pengakuan Menggemparkan Ayah Live Streaming Seks (2/habis)
Mereka kemudian menuju instalasi gawat darurat (IGD). Petugas jaga rumah sakit berbaju biru muda mengarahkan rombongan kecil ini ke Tipiker (ruang khusus penanganan kekerasan pada wanita dan anak).
Klinik Tipiker biasa difungsikan sebagai ruang visum. Pagi itu, DA mengenakan jilbab hitam dipadu dengan kaus lengan panjang warna kelabu.
BACA JUGA: 4 Pengakuan Menggemparkan Ayah Live Streaming Seks (1)
Remaja berperawakan langsing itu menutup wajahnya dengan masker. Matanya waspada dengan orang di sekitarnya.
Menurut seorang polwan, DA memang begitu dengan orang baru.
DA belum bisa sepenuhnya percaya dengan orang lain. Di sampingnya, sang bunda selalu menemani ke mana pun remaja yang baru lulus SMA tersebut melangkah.
Sementara itu, DL tampak bermain-main di dalam ruangan.
Mereka akan menjalani dua pemeriksaan. Pertama, visum di organ kewanitaan. Kedua, pemeriksaan psikologi.
Rencananya, kedua tes dilaksanakan kemarin, namun karena keterbatasan waktu hanya bisa dilaksanakan visum.
Bahkan tes tersebut memakan waktu hingga pukul 15:00 Wita.
Sementara itu, tes psikologi akan dilakukan Senin (15/5) mendatang.
Setelah pemeriksaan, DA dan DL diantar ke UPTD Panti Anak Darma, Dissos Kaltim.
Seorang anggota TRC Perlindungan Anak Dissos Kaltim Adji Suwignyo menuturkan, DA dan DL sementara akan dititipkan di panti.
DL akan dititip di sana hingga usia 18 tahun. DA yang sudah 17 tahun diberi pilihan, ingin tinggal di panti atau di tempat lain.
“Mereka sudah bisa diajak bicara. Berbeda saat setelah sang ayah diciduk polisi pada Sabtu (6/5) lalu. Tak bisa diajak bicara, makan pun tidak mau,” ujarnya.
Sekarang, dia fokus ke pendidikan para korban kebejatan AG. Rencananya, dia akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim untuk beasiswa DA. “
Dia (DA) ingin sekali melanjutkan ke universitas,” terangnya.
Selain itu, DA akan didorong menjadi volunteer di Dissos Kaltim agar bisa membantu korban-korban kekerasan seksual seperti dirinya. (far/k8)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ayah Live Streaming Seks: Tiap Ada Kesempatan Langsung Saya Gitukan
Redaktur & Reporter : Ragil