Kabar Terbaru soal Klaster Indogrosir Sleman: Ribuan Orang Mendaftar Rapid Test

Senin, 11 Mei 2020 – 21:23 WIB
Petugas keamanan berjaga di depan swalayan Indogrosir Jalan Magelang Kecamatan Mlati, Sleman yang ditutup sementara terkait temuan puluhan karyawan yang reaktif COVID-19. Foto Antara/ Victorianus Sat Pranyoto

jpnn.com, SLEMAN - Sebanyak 1.250 orang telah mendaftar uji cepat (rapid test) COVID-19 terkait kasus penyebaran virus corona klaster Indogrosir, sebuah pusat perbelanjaan besar di Jalan Magelang, Sleman.

Klaster tersebut kini menjadi salah satu yang paling besar di Daerah Istimewa Yogyakarta.

BACA JUGA: Ini Klaster Baru Penularan Covid-19 di Yogyakarta

"Sampai laporan terakhir yang diberikan pada saya, sudah ada sekitar 1.250 pendaftar rapid test untuk klaster Indogrosir dari 1.500 kuota yang kami siapkan," kata Bupati Sleman Sri Purnomo seusai menemui Gubernur DIY di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (11/5).

Sri Purnomo mengatakan semua pendaftar yang nantinya memiliki hasil reaktif, akan langsung dikarantina di Asrama Haji Yogyakarta.

BACA JUGA: Virus Corona Kesulitan Mencari Korban di Karawang

"Besok (12/5) rapid test akan mulai kami lakukan, per hari 500 orang dengan tetap menerapkan aturan kesehatan," kata dia.

Pemkab Sleman, menurut dia, juga telah menyiapkan Asrama Haji yang terletak di Jalan Lingkar Utara Yogyakarta, dengan daya tampung 156 orang.

BACA JUGA: Pasien Positif COVID-19 di DIY Bertambah

Menurutnya, jika sepuluh persen peserta yang melakukan uji cepat hasilnya reaktif, satu lokasi ini masih mampu menampung.

"Namun, kami berharap yang reaktif tidak banyak. Jangan sampailah lebih dari lima persen dan yang reaktif tentu juga akan kami dorong untuk dilakukan swab test," kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo meyakini upaya pelacakan untuk klaster Indogrosir akan membuat kemungkinan ditemukannya pasien positif COVID-19 makin besar.

"Tidak hanya Asrama Haji, kami juga memastikan kapasitas rumah sakit di Sleman untuk menampung pasien COVID-19. Dari kejadian ini, ada sisi positifnya juga karena bisa segera diketahui, sebelum semakin menyebar," kata dia.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Sleman Shavitri Nurmaladewi menjelaskan, pengunjung swalayan Indogrosir yang bisa mendaftarkan untuk mengikuti rapid test massal adalah mereka yang berkunjung mulai 19 April hingga 4 Mei 2020.

"Semula memang tes cepat secara massal akan dilakukan untuk pengunjung Indogrosir mulai 25 April hingga 2 Mei 2020, tetapi setelah melihat titik awal kasus maka sasaran pengunjung diperlebar mulai 19 April 2020," kata Shavitri, Sabtu lalu.

Menurut dia, hal ini diambil titik dari kasus pertama temuan kasus COVID-19 di swalayan Indogrosir Mlati, Sleman.

"Karena titik dari kasus pertama di Indogrosir itu sebelum 24 April 2020, maka pemetaan pengunjung yang sebelumnya mulai 24 April dimundurkan dari tanggal 19 April," katanya.

Dia mengatakan, pihaknya juga mendapat informasi dari Camat Mlati, Sleman bahwa setelah munculnya klaster Indogrosir Mlati tersebut, banyak masyarakat setempat yang melakukan tes cepat secara mandiri, dan hasilnya nonreaktif COVID-19.

"Beberapa informasi masuk ke saya melalui pesan WA, baik itu dari laporan pribadi maupun laporan Camat Mlati, beberapa warga sudah melakukan rapid test secara mandiri dan semua nonreaktif," katanya.

Tes cepat massal untuk pengunjung Indogrosir ini akan dilakukan pada 12 hingga 14 Mei di GOR Pangukan Sleman.

Masyarakat yang merasa dalam rentang waktu tadi merasa berkunjung ke swalayan Indogrosir Mlati, Sleman bisa mengikuti tes cepat massal dengan mendaftarkan di https://rdt.slemankab.go.id atau https://corona.slemankab.go.id secara daring.

Ia mengatakan, untuk kronologi temuan kasus di swalayan Indogrosir Mlati Sleman tersebut bermula pada 24 April kasus 79 (seorang karyawan Indogrosir) dinyatakan positif (confirmed) dan dirawat di ruang isolasi RS TNI AU Hardjolukito.

Kemudian pada 2 Mei dilakukan rapid test untuk sepuluh karyawan Indogrosir Mlati, lima orang di antaranya reaktif, dan dilanjutkan dengan tes PCR. Sampai dengan saat ini hasil uji lab PCR belum keluar.

"Selanjutnya pada 4 Mei dilakukan rapid test terhadap 94 karyawan, 22 di antaranya reaktif. Sampai dengan saat ini belum melakukan swab, masih menunggu rumah sakit," katanya.

Setelah itu pada 5 Mei dilakukan rapid test terhadap 196 karyawan, 30 di antaranya reaktif. Belum dilakukan uji swab, masih menunggu rumah sakit.

"Sehingga sampai saat ini total karyawan yang reaktif ada 57 orang. Kemudian pada Jumat 8 April dilakukan tes cepat lagi terhadap 44 karyawan Indogrosir, dan hasilnya tiga orang reaktif. Sehingga sampai saat ini total ada 60 karyawan yang reaktif," ujarnya.

Sebelum klaster Indogrosir, Pemda DIY lebih dahulu mengidentifikasi tiga klaster besar penularan COVID-19 di wilayahnya yakni klaster Jamaah Tabligh di Gunung Kidul, klaster Jamaah Tabligh di Sleman, dan klaster Jemaat Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) di Kota Yogyakarta. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler