Kabinet Indonesia Maju Hampir Setahun, Ini Saran Emrus untuk Pak Jokowi

Selasa, 06 Oktober 2020 – 19:56 WIB
Pengamat politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendengar suara-suara dari masyarakat yang menginginkan pergantian menteri atau reshuffle jelang setahun masa kerja Kabinet Indonesia Maju.

Pengajar di Universitas Pelita Harapan (UPH) itu menyebut suara-suara yang menginginkan reshuffle kabinet merupakan hal wajar.

BACA JUGA: Bang Emrus Sebut Pilkada 2020 Tidak Perlu Ditunda, Ini Alasannya

"Kan biasanya ada target 100 hari kinerja pemerintahan. Saya kira lebih rasional kalau dinilai dalam satu tahun pertama. Jadi, sangat wajar ada masyarakat menyampaikan keinginan reshuffle ketika melihat kinerja yang belum sesuai jelang satu tahun pemerintahan," ujar Emrus kepada jpnn.com, Selasa (6/10).

Walakin, Emrus mengakui keputusan akhir soal reshuffle ada di Presiden Jokowi. Sebab, Presiden Ketujuh RI itu memiliki hak prerogatif dalam memilih ataupun mencopot pembantunya di kabinet.

BACA JUGA: Prediksi Arya Tentang Reshuffle Kabinet Indonesia Maju

Namun, Emrus mewanti-wanti Presiden Jokowi mendengat suara-suara dari masyarakat. "Artinya, presiden melihat kinerja menteri, seperti apa kenyataan yang ada," ucapnya.

Direktur eksekutif EmrusCorner itu lantas menyodorkan tiga kriteria penilaian yang bisa dijadikan bahan untuk reshuffle. Kriteria pertama ialah penilaian berdasarkan penyerapan anggaran di masing-masing kementerian dalam setahun terakhir.

BACA JUGA: Survei: 9 Menteri Jokowi Layak Kena Reshuffle

Kedua, sejauh mana manfaat penyerapan anggaran itu dalam realisasi program. Ketiga, para menteri tidak mendapat sorotan dari masyarakat yang sifatnya miring.

"Soalnya kalau terus menerus mendapat sorotan miring, itu waktunya bisa habis, tidak bekerja. Jabatan menteri itu kan jabatan politis juga," ucapnya.

Dari ketiga poin penilaian, kata Emrus menegaskan, Presiden Jokowi tentu bisa memutuskan menteri yang akan dicopot ataupun dipertahankan.

"Kalau memang kinerjanya bagus, ya saya kira presiden tidak perlu mengikuti persepsi publik terkait reshuffle. Kalau memang kinerjanya tidak seperti yang diharapkan, ya harus di-reshuffle," pungkas Emrus.(gir/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler