Kabinet Israel Dikabarkan Setuju Menghentikan Operasi Militer di Rafah

Selasa, 28 Mei 2024 – 23:27 WIB
Warga Palestina berada di dekat reruntuhan di kamp pengungsi Rafah, Gaza, Senin kemarin (09/10). (AP: Hatem Ali)

jpnn.com, YERUSALEM - Sejumlah laporan media Israel pada Selasa mengeklaim anggota kabinet perang Zionis mencapai konsensus untuk menghentikan serangan militer ke Kota Rafah di Gaza selatan, serta lebih fokus pada negosiasi pertukaran tahanan.

Kantor berita Palestina Samaa, dengan mengutip informasi dari Channel 12 mengatakan pada Senin (27/5) malam bahwa kabinet perang dan lembaga keamanan Israel sepakat menghentikan serangan Rafah, serta memberikan prioritas pada pertukaran tahanan dengan gerakan perjuangan Palestina, Hamas.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas

Menurut laporan yang sama, rezim tersebut juga menyampaikan tanggapannya terhadap proposal gencatan senjata kepada para mediator sebagai upaya melanjutkan perundingan.

Mediator direncanakan akan menyampaikannya ke Hamas pada Selasa.

BACA JUGA: Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden Dihajar DPR Amerika

Rezim Israel di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai penghentian serangan mematikan di Rafah yang sedang berlangsung, atau dimulainya kembali perundingan damai.

Lebih dari tujuh bulan rezim Zionis menginvasi Jalur Gaza, dan tak henti-hentinya membombardir wilayah yang terkepung melalui udara, laut, dan darat.

BACA JUGA: Mahkamah Internasional Bikin Israel Panik, Netanyahu Gelar Rapat Darurat

Namun, beberapa pejabat tinggi Zionis dan personel militer, serta media di negara tersebut juga telah mengakui bahwa rezim tersebut tidak mencapai apa pun selain kejahatan, pembantaian, kehancuran, kejahatan perang, pelanggaran hukum internasional, serta pemboman terhadap organisasi bantuan dan kelaparan di wilayah yang terkepung.

Sementara itu, beberapa sumber media Israel menyebutkan Netanyahu telah bersiap membubarkan kabinet perang, menyusul peringatan Benny Gantz untuk meninggalkan kabinet.

Sebelumnya, Gantz telah menetapkan batas waktu bagi Netanyahu untuk memintanya menentukan strategi baru pada 8 Juni, yang akan menjamin kembalinya para tawanan dan mengurangi kekuatan Hamas.

Gantz sempat memperingatkan akan keluar dari kabinet perang, jika Netanyahu tidak memenuhi tuntutan yang ditentukan. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler