Kabupaten Lebak Kekurangan 4.000 Guru SD dan SMP

Senin, 25 November 2019 – 23:15 WIB
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak Wawan Ruswandi. Foto: Antara

jpnn.com, LEBAK - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak Wawan Ruswandi mengatakan, saat ini Kabupaten Lebak mengalami kekurangan 4.000 tenaga guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) untuk jenjang pendidikan SD dan SMP.

"Kami sudah mengajukan kekurangan guru itu kepada pemerintah pusat agar ada pengangkatan PNS baru," kata Wawan saat menyambut Hari Guru di Lebak, Senin (25/11).

BACA JUGA: Disdik Lakukan Pemerataan untuk Mengatasi Sekolah Kekurangan Guru

Kekurangan guru tersebut tentu berdampak terhadap mutu dan kualitas pendidikan di daerah itu, sehingga perlu adanya penambahan tenaga pendidik.

Bahkan, diperkirakan tiga tahun ke depan dipastikan Kabupaten Lebak akan terjadi kelangkaan guru. Sebab tenaga pendidik yang memasuki masa pensiun jumlahnya mencapai ribuan orang, terutama pengangkatan PNS tahun 1980-an.

BACA JUGA: Hanya Terima 828 PNS Baru Padahal Masih Kekurangan 2.500 Guru

"Kami berharap kekurangan guru itu dapat terpenuhi sehingga mutu dan kualitas pendidikan dapat direalisasikan," katanya.

Menurut dia, pihaknya setiap tahun mengusulkan ada pengangkatan guru yang jumlahnya hingga 2.000 orang. Saat ini, sejak dua tahun terakhir kuota penerimaan guru berstatus PNS relatif kecil hingga 350 orang. Karena itu, pihaknya terpaksa mengangkat guru tidak tetap (GTT) untuk menutupi kekurangan tenaga pengajar.

Saat ini, jumlah guru SD dan SMP di Kabupaten Lebak yang berstatus PNS tercatat di atas 6.000 orang. Sedangkan, kekurangan guru hingga kini sebanyak 4.080 orang jenjang SD dan SMP di 28 kecamatan.

"Kami minta pengangkatan guru PNS itu bisa terpenuhi sehingga mendukung program Lebak Pintar," katanya.

Ia mengatakan, pemerintah Kabupaten Lebak menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2010 untuk mensukseskan program pendidikan 12 tahun.

Namun, kekurangan guru tersebut tentu akan menjadi hambatan, terlebih sekolah-sekolah yang berada di daerah terpencil. Saat ini, ujar dia, sekolah jenjang SD dan SMP masih ditemukan tenaga pengajar hanya dua orang yang berstatus PNS.

Mereka melayani jumlah rombongan belajar (rombel) ratusan siswa. Semestinya, kata dia, idealnya satu guru melayani rombongan belajar sebanyak 25 siswa.

"Kami minta kekurangan tenaga guru PNS itu bisa dipenuhi dalam kurun tiga sampai empat tahun," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler