PALI - Keberadaan bidan desa sepertinya harus menjadi perhatian khusus bagi pemerintah, khususnya pejabat Bupati Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Ir H Heri Amalindo. Pasalnya, ada beberapa desa di ruang lingkup ini, belum memiliki bidan desa, yang memang diletakan di suatu desa untuk melayani ibu-ibu hamil.
"Memang belum ada bidan di desa ini, padahal jumlah kepala keluarga cukup banyak di sini. Jadi hingga saat ini bagi ibu yang sedang hamil, terpaksa dibawa ke bidan yang ada di desa sebelah," ungkap Kepala Desa (kades) Benuang, Kawaludin saat diwawancarai Minggu (26/5).
Lebih lanjut, ia mengatakan tidak adanya bidan desa tersebut, sudah sejak tahun 2008 silam. Dimana bidan desa yang ada di wilayahnya, berpindah ke desa tetangga setelah dilakukanya pemekaran Desa Benuang menjadi dua, yakni Desa Beruge Darat.
"Sebelumnya memang ada bidan desa kita. Karena desa kita ini mengalami pemekaran dan bidan tersebut tinggal berada di wilayah Beruge Darat, jadi bidan tersebut terpaksa ikut desa itu. Sedangkan bidan di desa kita hingga saat ini tidak ada," imbuhnya.
Sejak pemekaran tersebut dirinya telah melaporkan ke Dinas Kesehatan, untuk segera memperhatikan kendala yang ada di desanya itu. Namun hingga saat ini pihak Dinas Kesehatan belum ada tindak lanjut untuk meletakan bidan desa di wilayahnya ini.
"Kita telah melapor dan itu lebih dari dua kali. Namun sayangnya hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari pusat. Padahal itu sangat penting, dan saya berharap kepada pemerintah untuk menempatkan bidan di Desa Benuang secepatnya," pungkasnya. (ebi/lia/ce3)
"Memang belum ada bidan di desa ini, padahal jumlah kepala keluarga cukup banyak di sini. Jadi hingga saat ini bagi ibu yang sedang hamil, terpaksa dibawa ke bidan yang ada di desa sebelah," ungkap Kepala Desa (kades) Benuang, Kawaludin saat diwawancarai Minggu (26/5).
Lebih lanjut, ia mengatakan tidak adanya bidan desa tersebut, sudah sejak tahun 2008 silam. Dimana bidan desa yang ada di wilayahnya, berpindah ke desa tetangga setelah dilakukanya pemekaran Desa Benuang menjadi dua, yakni Desa Beruge Darat.
"Sebelumnya memang ada bidan desa kita. Karena desa kita ini mengalami pemekaran dan bidan tersebut tinggal berada di wilayah Beruge Darat, jadi bidan tersebut terpaksa ikut desa itu. Sedangkan bidan di desa kita hingga saat ini tidak ada," imbuhnya.
Sejak pemekaran tersebut dirinya telah melaporkan ke Dinas Kesehatan, untuk segera memperhatikan kendala yang ada di desanya itu. Namun hingga saat ini pihak Dinas Kesehatan belum ada tindak lanjut untuk meletakan bidan desa di wilayahnya ini.
"Kita telah melapor dan itu lebih dari dua kali. Namun sayangnya hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari pusat. Padahal itu sangat penting, dan saya berharap kepada pemerintah untuk menempatkan bidan di Desa Benuang secepatnya," pungkasnya. (ebi/lia/ce3)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Pocong, Warga Heboh
Redaktur : Tim Redaksi