Kacau!!! Sehari Dua Bus Transjakarta Celaka

Rabu, 08 Juni 2016 – 08:15 WIB
Ilustrasi. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Aksi ugal-ugalan pengemudi Transjakarta (busway) terus terulang. Sepanjang hari kemarin, Selasa (7/6), terjadi dua kecelakaan bus Transjakarta. 

Peristiwa pertama terjadi saat bus gandeng Transjakarta menabrak portal pembatas jembatan rel kereta api di Gunung Antang, Jatinegara, Jakarta Timur. Akibatnya, portal pembatas kendaraan itu rusak. Begitupun bodi bus yang berharga miliaran rupiah tersebut.

BACA JUGA: Masalah Ini Bisa Bikin Jakarta Utara Dijauhi Investor

Salah seorang saksi mata, Rahmat, 37, menuturkan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 04.30 WIB. Sebelumnya, bus Transjakarta rute Kampung Melayu-Ancol itu melaju kencang di jalur reguler. Artinya, bus gandeng berwarna merah itu melaju di jalan biasa dan bukan jalur busway yang sudah diperuntukkan bagi angkutan umum tersebut. 

Warga yang berada di sekitar lokasi sempat berteriak mengingatkan pengemudi adanya portal tersebut. Tapi, karena bus melaju kencang peringatan warga itu tidak terdengar. 

BACA JUGA: Ahok Tak Mau Repot soal KTP

Akibatnya, begitu tiba di lokasi terdengar suara benturan yang sangat kencang. Atap bus bernomor lambung TJ 0041 yang melayani koridor 5 itu tersangkut bagian portal. 

Meski menabrak, tapi sopir bus Transjakarta gandeng itu masih tetap berusaha melajukan kendaraannya. Hingga akhirnya besi portal menyangkut pada bagian sambungan bodi bus yang berada di tengah. 

BACA JUGA: BNPB: Wilayah Ini Terancam Banjir Rob

”Sudah menabrak, bukannya bus berhenti tapi sopirnya maksain diri untuk terus maju. Mesin AC di atap bodi bus gandeng itu hancur berantakan dan berceceran di aspal jalan,” kata Rahmat.

Sementara  Rizky, 25, warga lainnya menuturkan, benturan hebat menyebabkan suara sangat kencang. Warga RW 06 Kampung Melayu, Jakarta Timur yang sedang santap sahur itu langsung berhamburan keluar rumah mencari sumber suara. 

Mereka penasaran untuk mendekati sumber suara keras tersebut. Warga akhirnya berkerumun di lokasi kejadian. ”Bunyinya kencang sekali. Padahal rumah saya jaraknya sekitar 400 meter dari kolong jembatan Gunung Antang ini,” ujar Rizky.

Sementara, pramudi Transjakarta yang enggan disebutkan identitasnya itu terlihat langsung shock saat mengetahui busnya menabrak pembatas jalan. Pramudi ini sesekali duduk di trotoar dan sesekali berdiri sambil menelepon untuk memberitahukan peristiwa kecelakaan itu kepada rekan-rekannya.

Dia mengaku lupa kalau di bawah kolong jembatan terdapat portal. Padahal, setiap hari dia melintas di jalur Transjakarta, yang posisi jalannya lebih rendah. Dia mengaku baru saja berangkat dari Terminal Kampung Melayu untuk menuju Ancol. Sopir itu sendiri mengaku sudah bangun tidur sejak pukul 01.00 dini hari.

”Tadi berangkat dari Kampung Melayu. Lupa kalau di jalur reguler ada portal, padahal setiap hari saya lewat sini,” ujar dia. Dia sendiri mengaku tidak mengantuk dan mengemudi bus dalam keadaan sadar. Hanya faktor lupa kalau ada portal di bawah kolong jembatan.

Akibat kejadian ini, kaca bagian kiri depan bus Transjakarta itu retak. Kemudian kaca depan atau utama dan kaca jendela pengemudi turut retak. Sedangkan mesin pendingin ruangan yang di atas bodi kendaraan hancur berantakan. Beruntung saat kejadian bus belum melayani penumpang, sehingga tidak ada korban. 

Kecelakaan juga terjadi di jalur busway menimpa Kopaja terintegrasi Transjakarta. Bus dengan nomor body KAJ 075 itu mengalami kecelakaan di jalur busway di kawasan Warung Buncit, Pasar Minggu, Jakarta Selatan selepas Halte Buncit Indah arah Lebak Bulus, Selasa (7/6) pukul 08.30 WIB.

Pengemudi bus diduga ngebut dalam keadaan mengantuk, sehingga memicu terjadinya kecelakaan tunggal tersebut. Saksi mata yang juga petugas PPSU, Kusnadi, 47 mengatakan, sempat melihat bus Transjakarta dengan nomor Polisi B 7700 VR itu melaju kencang dari arah Mampang menuju Jalan Warung Buncit Raya.

”Saat saya lagi istirahat di dekat halte, terus lihat bus kencang banget. Sempat goyang-goyang. Terus seketika naik ke pembatas jalan, lalu nabrak pohon, lalu terguling,” ujar Kusnadi. Pekerja yang mengenakan baju orange itu menduga sopir bus Kopaja itu mengantuk. ”Setelah oleng bus langsung terguling,” tandas Kusnadi.

Akibat kejadian itu, kemacetan arus lalu lintas terjadi di dua lajur Jalan Warung Buncit. Lantaran bus Transjakarta tidak bisa melintasi jalur itu lantas keluar menggunakan jalur regular. Untungnya petugas Satlantas Polres Metro Jakarta Selatan datang mengatur lalu lintas. 

Bus Kopaja yang terguling itu langsung di derek ke Polres Metro Jakarta Selatan.  Sedangkan Kasubdit Pembinaan dan Penegakan Hukum, Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Budiyanto mengatakan tergulingnya bus Transjakarta rute Senen-Lebak Bulus itu memang karena sopir mengantuk. 

Joko Prasetyo, sopir bus itu, dibawa ke Satlantas Polres Metro Jakarta Selatan untuk diperiksa lebih lanjut. ”Sopir mengantuk dan tak konsentrasi saat melintas di depan Graha Inti Fauzi,” kata Budiyanto. Dia juga menuturkan, akibat peristiwa itu, seorang penumpang terluka di bagian siku. 

Penumpang itu bernama Muhamad Slamet, 57, warga Cibinong yang mengalami luka di siku tangan kanan dan kuri robek serta kepala berdarah. Adapun enam penumpang lainnya yang dievakuasi lewat jendela kanan dan sopir tidak mengalami luka sama sekali.

”Penumpang yang terluka langsung dibawa ke Rumah Sakit JMC dan sekarang sudah pulang ke rumahnya,” ujarnya juga. Budiyanto menambahkan, sopir bus bisa dijerat Pasal 310 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang kelalaiannya yang menyebabkan orang terluka. 

Sementara itu, Kepala Hubungan Masyarakat PT Transjakarta Prasetia Budi mengatakan, saat terbalik, bus Kopaja Transjakarta bernomor bodi KAJ 075 baru selesai menurunkan dan menaikkan penumpang di Halte Buncit Indah arah Lebak Bulus. 

Diduga sopir hilang kendali dan menabrak separator di sisi sebelah kanan bus hingga naik ke trotoar dan menabrak pohon di tengah median jalan. Selain sopir, para penumpang dan para penumpang, polisi juga telah memeriksa beberapa saksi, termasuk petugas on board Transjakarta. ”Kalau terbukti lalai dan membahayakan keselamatan penumpang, sanksi terberatnya dinonaktifkan sebagai pramudi,” tutur Prasetia. (ibl/dni/wok/dil/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waduh! Gara-gara Ini Bupati Bogor Digugat Warganya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler